LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Wakil Ketua Komisi III DPRD Lebak Acep Dimyati meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak melalui instansi terkaitnya untuk menanggapi secara serius kondisi ratusan pelajar SMP di Kabupaten Lebak yang dilaporkan putus sekolah.
Kata Acep, dirinya sendiri mendapatkan laporan sedikitnya 415 pelajar ditingkat SMP telah putus sekolah. Alasanya, karena mereka telah jenuh serta kendala lainnya dalam menjalankan pembelajaran daring alias online selama masa Pandemi Covid-19 ini.
"Ini harus ditanggapi dan tangani secara serius oleh Pemkab Lebak melalui instansi terkaitnya," kata Acep kepada Pos Kota, Selasa (8/6/2021).
Acep mengaku, pihaknya sebelumnya telah mewanti-wanti Pemkab Lebak dalam hal ini Dinas Pendidikan (Dindik) Lebak bahwa di masa Pandemi covid-19 ini, dunia pendidikan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak Pandemi yang telah berlangsung selama satu tahun lebih itu.
“Dari awal saat sudah kami sampaikan saat rapat dengan Dindik, bahwa dunia pendidikan di masa pandemi sangat mengkhawatirkan. Dampak dari tidak ada sekolah tatap muka, banyak anak putus sekolah lalu perilakunya menjadi liar karena tidak ada pola hidup disiplin seperti saat aktif bersekolah,” katanya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan, kondisi tersebut tak boleh dibiarkan berlarut-larut. Perlu adanya upaya dan solusi serius dari Pemkab Lebak.
Ia menyarankan, agar Dindik Lebak untuk segera memulai kembali pembelajaran tatap muka (PTM), guna mengobati kondisi para siswa yang telah jenuh belajar secara daring selama satu tahun lebih ini.
Namun, kata Acep, PTM harus dilaksanakan dengan penerapan Protokol kesehatan (Prokes) yang ketat. Hal itu dilakukan guna melindungi para siswa serta guru dari paparan virus Covid-19.
"PTM harus segera dilaksanakan oleh seluruh sekolah, jika tidak ingin semakin banyak anak didik yang mengalami hal yang sama," katanya.
“Kuncinya itu kok, segera gelar sekolah tatap muka dengan protokol kesehatan secara ketat. Karena kalau tidak, akan banyak anak putus sekolah, perilaku mereka menjadi liar karena tidak ada kontrol yang jelas yang dilakukan oleh sekolah. Lalu, kita juga akan semakin sulit mendapat siswa-siswa yang berprestasi kalau kondisi terus seperti ini,” tambahnya.
Acep juga meminta kepada sekolah untuk aktif berkomunikasi dengan keluarga anak yang memilih tak lagi bersekolah dengan alasan bekerja. Sekolah harus intens memberi pemahaman baik kepada orangtua maupun anak bahwa pendidikan menjadi sangat penting.