Saat Warga Lapor Pak Kades, Bini Tewas Dibenamkan Suami

Selasa 08 Jun 2021, 07:30 WIB
Karikatur Nah Ini Dia: Saat Warga Lapor Pak Kades, Bini Tewas Dibenamkan Suami. (kartunis: ucha)

Karikatur Nah Ini Dia: Saat Warga Lapor Pak Kades, Bini Tewas Dibenamkan Suami. (kartunis: ucha)

JIKA sudah lapor Pak Kades, apa semua jadi beban Kades? Nggak begitu Bro! Ny. Lia (35) dari Banjarmasin, tewas dibenamkan suami, gara-gara warga kurang peduli. Saat dia ribut sama suami, warga memang lapor Kades. Tapi ketika Kades tiba ke TKP, Lia sudah tewas dibenamkan, karena warga tak mau bantu.

Peduli sama tetangga sekitar, adalah ciri kegotong-royongan orang Indonesia. Tapi makin ke sini, kearifan lokal semacam itu mulai tergerus. Orang perkotaan terutama, sama tetangga sendiri sudah bersikap lu lu gua gua! Tapi ada juga orang yang terlalu peduli sama istri tetangga. Meski bukan miliknya, disatroni melulu sampai kemudian
terjadi keributan antartetangga.

Samadun (40) warga Rantau Kabupaten Barito Selatan (Kalsel) adalah salah satu
suami yang sedang pusing karena mendengar gosip bahwa istrinya punya PIL masih di lingkungan sendiri. Tapi siapa sosoknya, juga tak jelas kecuali hanya disebut Mr X. Siapa Mr X itu, di kampungnya tak ada nama itu. Kalau Mr M, itu semua pada tahu, itu sosok yang dihebohkan bermain dalam anggaran alutsista Kemenhan senilai Rp1.760 triliun.

Dia pernah bertanya pada istrinya, siapa Mr X yang digosipkan menjadi PIL istrinya. Tentu saja Ny. Lia menggelengkan kepala. Tapi dia juga tersinggung, jika Somadun  menuduh dirinya punya selingkuhan, berarti tidak percaya pada istri sendiri. Tapi kemampuan Lia juga sekadar jengkel saja, karena memang orang awam. Padahal
menurut KUHP, siapa yang menuduh siapa, harus bisa membuktikan tuduhan itu. Jika tanpa bukti sama saja fitnah. Padahal fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.

Gara-gara gosip tersebut, hubungan suami istri Somadun-Lia jadi perang dingin.
Serumah tak lagi mesra. Makan biasanya selalu ditawarkan oleh istri, sekarang Lia hanya menyiapkan, tapi tak lagi mempersilakan makan. Mau makan kek, tak mau makan kek, bodo amat. Begitu pula malam hari, ketika suami mintah jatah rutin, Lia melayani dengan dingin tanpa ekspresi.

Justru sikap ini yang membuat Somadun percaya bahwa gosip itu memang ada
fakta hukumnya. Tapi di mana, gara satu menuduh satunya lagi minta bukti. Dan yang
terjadi beberapa lalu, sungguh genting, sampai tetangga kemudian melapor Pak Kades, takutnya terjadi apa-apa.


Pak Kades ke rumah Somadun, sementara yang lapur terus wasalam entah ke mana. Tiba di rumah Somadun, ternyata sepi-sepi saja. Tapi ketika Pak Kades ke belakang, Somadun terlihat sedang nglelep-lelepin kepala istrinya di kolam. “Ngapain kau?” kata
Pak Kades. Tapi Somadun menjawab enteng, “Sedang membunuh iblis.”

Pak Kades minta penganiayaan itu dihentikan, tapi Somadun tak menggubris. Kades lalu ke rumah tetangga Lia, tapi tak ada yang mau bantu. Ketika dia balik ke rumah  Somadun, Lia sudah dientaskan dari kolam dalam kondisi basah kuyup dan tanpa
gerak alias wasalam.

“Kejam kamu Mad? Tega bunuh istri sendiri, kemasukan iblis dari mana kamu?” tegur Pak Kades keras. Tapi Somadun yang rupanya sedang stres itu menjawab seenaknya. Katanya, justru iblis itu kini sudah dibunuhnya. Benar-benar Somadun sudah kentir (gila) masak iblis kok bisa dibunuh. Dia kan makhluk halus yang terbebas dari kematian sampai hari kiamat nanti.

Pak Kades lapor polisi lewat HP dan polisi pun datang untuk meringkus Somadun. Baru para tetangga bermunculan, tapi sudah telat, nyawa Lia keburu lepas dari
badan.

Kasihan Lia, dia hidup pada lingkungan yang egois, sehingga nyawapun habis. (gts)

Berita Terkait
News Update