Jelang Olimpiade 2020, Pelatih Ganda Putri Ingin Greysia/Apriyani Tetap Rileks

Selasa 08 Jun 2021, 21:57 WIB
Apriyani Rahayu.(PBSI)

Apriyani Rahayu.(PBSI)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -  Ganda Putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu sedang fokus mematangkan persiapan menuju Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung pada Juli - Agustus mendatang.

Satu-satunya wakil dari sektor ganda putri tersebut bertekad untuk menyumbang medali di gelaran Olimpiade mendatang.

Meski begitu, mereka tetap diminta untuk tidak terlalu tertekan dan terus menjaga ekspektasi. Hal itu ditegaskan pelatih ganda putri, Eng Hian.

"Untuk sisi fisik mereka sudah siap, tetapi ini kan turnamen besar di olahraga bukan hanya bulutangkis dan digelar pun hanya empat tahun sekali. Jadi saya menaruh perhatian lebih pada masalah nonteknisnya," ujar Eng Hian dalam rilis PBSI, Selasa (8/6/2021).

"Bagaimana saya bisa menjaga mereka tidak berada di bawah tekanan atau terlalu berekspektasi tinggi, saya buat serileks mungkin seperti turnamen biasa saja," lanjutnya.

Eng Hian mengatakan ia juga meminta bantuan tim psikolog di PBSI untuk mendampingi Greysia/Apriyani sejak saat ini hingga hari pertandingan tiba.

Menurut Eng Hian, hal itu bertujuan agar kondisi mental dari Greys/Apri tetap bagus dan terjaga. Serta mereka selalu bisa mengikis ketegangan saat pertandingan di lapangan atau saat di luar lapangan.

"Saya pernah merasakan bagaimana tegangnya bermain di Olimpiade. Tegangnya bukan hanya di lapangan tapi kadang sebelum tidur juga ada rasa tegang dan kalau tidak bisa mengatasinya bisa merugikan. Itu yang saya tidak mau terjadi pada mereka, terutama Apri yang baru kali ini turun di Olimpiade," Jelas dia.

Greysia/Apriyani dipastikan turun di Olimpiade tanpa turnamen pemanasan. Turnamen terakhir yang diikuti mereka adalah Yonex Thailand Terbuka dan Toyota Thailand Terbuka, Januari lalu.

Di All England, Greysia/Apriyani gagal tanding karena seluruh tim Indonesia dipaksa mundur kala itu. Sementara di Malaysia dan Singapura Terbuka juga batal digelar karena pandemi Covid-19.

"Pasti ada pengaruhnya pembatalan turnamen-turnamen itu, terutama untuk kondisi mentalnya. Sebagai atlet kan butuh suasana kompetisi untuk mencoba hasil latihan. Begitu juga pelatih, untuk bisa menilai hasil latihan ini efektif atau tidak. Tetapi nyatanya tidak ada ajang untuk melakukan itu," kata Eng Hian

Berita Terkait

News Update