Gangguan Hormon Insulin Picu Diabetes Mellitus

Sabtu 05 Jun 2021, 20:20 WIB
Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes dari Pusat Layanan Medis Endocrine Center di RSU Bunda Jakarta, dr. Sebastianus Jobul SpPD KEMD (doc/ RSU Bunda Jakarta)

Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes dari Pusat Layanan Medis Endocrine Center di RSU Bunda Jakarta, dr. Sebastianus Jobul SpPD KEMD (doc/ RSU Bunda Jakarta)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -  Terdapat beberapa kriteria untuk menetapkan seseorang mengidap diabetes. Salah satunya yakni tinggi kadar hbA1C melebihi 6,5 persen. 

Kriteria lainnya yakni apabila kadar gula darah melebihi 126mg/dl. Atau kadar glukosa darah 2 jam setelah makan ≥ 200 mg/dl.

Akan tetapi, adapula penderita diabetes mellitus yang tidak merasakan gejala apapun. Penderita diabetes mellitus terlihat sehat. Namun setelah cek ke dokter, ternyata terkena diabetes mellitus.

Beberapa gejala yang sering terjadi pada penderita diabetes mellitus yakni mengalami 3P. Diantaranya poliuria (lebih sering buang air kecil), polidipsi (haus terus-menerus), dan poliphagia (lapar terus-menerus).

Jika mengalami hal serupa, baiknya langsung mengonsultasikan diri ke dokter.  Pasalnya penyakit diabetes mellitus harus mendapat penanganan secara cepat dan tepat.

Diabetes mellitus yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi penyakit lain. Hal ini sangat berbahaya. Adapun komplikasi penyakit yang mungkin mengiringinya, seperti serangan jantung, gagal ginjal, hingga strok.

dr. Sebastianus Jobul SpPD KEMD menyatakan bahwa ada sebagian penderita diabetes menolak konsumsi obat-obatan. Lantaran banyak rumor dari mulut ke mulut yang mengatakan bahwa mengonsumsi obat berlebihan akan merusak ginjal.

Sementara menurut Dokter 63 tahun tersebut, obat-obatan bagi penderita disbetes berfungsi untuk menghindari kemungkinan komplikasi menyerang ginjal. Serta menghindari adanya komplikasi penyakit yang tak terkontrol. 

"Mengobati diabetes tidak gampang, karena masalahnya adalah mulutmu harimaumu," ujar Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes dari Pusat Layanan Medis Endocrine Center di RSU Bunda Jakarta dr. Sebastianus Jobul SpPD KEMD, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Pengobatan diabetes mellitus harus didukung oleh kedua belah pihak, dokter dan penderita. Adapun dokter berperan dalam pemberian edukasi dan farmakologi (pengobatan). Di lain sisi, penderita berperan untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan  olahraga dan pengaturan gizi. 

"Kalau yang dua (gizi dan olahraga) tidak dilakukan, yang ini (farmakologi) enggak ada gunanya," papar dr Sebastian.

News Update