JAKARTA, POSKOTA. CO.ID - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menegaskan Indonesia masih menjadi eksportir terbesar kelima dengan proporsi 9,3% di bawah Arab Saudi (14,5%), Malaysia (13,3%), Uni Emirat Arab (12,3%), dan Turki (10,1%).
Namun di sisi lain, menurut Wapres, Indonesia juga merupakan importir terbesar keempat dengan proporsi 8,4% di bawah Uni Emirat Arab (12,2%), Turki (12,1%) dan Malaysia (11,8%).
Untuk itu, Wapres berharap potensi Indonesia sebagai pasar produk muslim harus dibarengi dengan peningkatan kinerja ekspor Indonesia ke luar negeri khususnya ke negara-negara OKI.
"Indonesia harus lebih gigih berusaha menguasai pasar halal dunia khususnya negara-negara OKI," pinta Ma'ruf Amin saat membuka acara Indonesia Industrial Moslem Exhibition (II-Motion) 2021 melalui konferensi video di Kediaman Resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta Pusat, Kamis (03/06/2021).
Sebelumnya, State Global Islamic Economic Report 2020-2021, melaporkan tingkat konsumsi masyarakat muslim dunia mencapai 2,02 triliun Dollar Amerika di sektor makanan, farmasi, kosmetik, mode, perjalanan dan media/rekreasi halal.
Sebagai contoh, pengeluaran untuk modest fashion mencapai 277 miliar Dollar Amerika, meningkat 4,2% dari tahun sebelumnya, dan diperkirakan mencapai 311 miliar Dollar Amerika pada 2024.
Wapres menandaskan sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk dapat menguasai pasar halal dunia.
“Indonesia memiliki potensi pasar besar bagi produk muslim. Kita tentu sangat ingin Indonesia juga menjadi produsen dan eksportir produk halal terbesar di dunia," tegas Wapres.
Untuk mewujudkannya, Wapres memaparkan sedikitnya ada empat langkah strategis yang dapat dilakukan, pertama, dengan mengembangkan riset halal dan meningkatkan substitusi impor.
"Yang kedua, dengan mambangun kawasan-kawasan halal yang terintegrasi dengan fasilitas logistik halal. Ketiga, dengan membangun sistem informasi halal termasuk mempercepat proses penyelesaian sertifikat halal," sebutnya.
Dan yang keempat, lanjut Wapres, dengan meningkatkan kontribusi produsen-produsen produk halal, baik skala mikro, menengah, dan besar untuk ekspor produk halal ke seluruh dunia (Global Halal Value Chain).