Harga Kedelai di Tangerang Selatan Melejit, Ini Siasat Pengrajin Tempe Hindari Kerugian

Kamis 03 Jun 2021, 17:14 WIB
Pengrajin tempe rumahan Mugiono (45), di Kedaung, Pamulang, Tangsel. (foto: Ridsha Vimanda)

Pengrajin tempe rumahan Mugiono (45), di Kedaung, Pamulang, Tangsel. (foto: Ridsha Vimanda)

TANGSEL, POSKOTA.CO.ID - Para pengrajin tempe rumahan di Kampung Tempe, Kedaung, Pamulang, Tangsel menjerit lantaran harga kedelai tinggi.

Kedelai yang menjadi bahan baku pembuatan tempe, telah mengalami kenaikan dari harga normal Rp800 ribu kini menjadi Rp1.100.000 untuk satu kuintal.

Salah seorang pengrajin tempe rumahan, Mugiono (45) mengatakan, kenaikan harga kedelai sudah terjadi sejak tiga bulan lalu.

"Kanaikan kedelai sudah tiga bulan lalu. Sekarang satu kuintal itu Rp 1.100.000, kalau perkilo Rp 11.000. Itu sangat memberatkan banget bagi kami," ujarnya saat ditemui di Kedaung, Pamulang, Tangsel, Kamis (3/6/2021).

Mugiono menyampaikan, semula harga kedelai normalnya Rp800 ribu per kuintal disaat menjelang puasa Ramadan 2021.

Namun, selanjutnya harga kedelai mengalami kenaikan secara bertahap.

"Kenaikannya itu Rp50 ribu, kemudian sempat ada demo. Tapi, bukannya turun malah makin naik sampai Rp900 ribu sampai sekarang Rp 1.100.000," ungkapnya. 

Karenanya,  Mugiono menyiasati bisnis itu agar tidak merugi dengan cara memangkas ukuran tempe saat diproduksi.

"Istilahnya kita kecilin. Yang potong kita pendekin, yang pakai kotak biasanya pakai plastik ukuran 12 centimeter, kita pakai ukuran 11 centimeter," ungkapnya.

Dia berharap agar pemerintah bisa mengintervensi harga kedelai di pasaran agar para pengrajin tempe bisa berjalan normal.

"Ya pengennya ya harga kedelai dinormalkan, supaya konsumen pengrajin tempe punya pendapatan lebih. Enggak kaya sekarang berat banget, mudah-mudahan dari pihak pemerintah kasih solusi supaya harganya bisa normal," tandasnya. (Ridsha Vimanda Nasution/Kontributor)

Berita Terkait
News Update