LEBAK, POSKOTA.CO.ID, - Harga kedelai yang terus mengalami kenaikan telah membuat para pengrajin tahu dan olahan makanan lainnya dari bahan baku kedelai di Kabupaten Lebak menjerit.
Bahkan tidak sedikit para pengrajin tahu yang gulung tikar akibat melejitnya harga kedelai yang tidak sebanding dengan harga jual tahu dipasaran.
Ada juga yang memilih untuk tetap bertahan, namun harus menanggung resiko merugi lantaran pemasukan usaha tidak sebanding dengan modal yang jauh lebih tinggi.
Seperti yang dialami Abdul Rohman (50) warga Kampung Salahaur, Kecamatan Rangkasbitung, Desa Cijoro, Kabupaten Lebak-Banten ini. Ia mengaku mengeluh akan harga kedelai yang tinggi ini.
"Jelas sangat ngeluh, karena penghasilan lebih kecil dibandingkan modal usaha. Karenanya, saya hampir gulung tikar. Teman (Para pengrajin tahu lainnya,-red) bahkan udah banyak yang bangkrut," ujar Abdul Rohman kepada Pos Kota, Rabu (2/6/2021).
Abdul mengungkapkan karena tingginya harga kedelai itu, ia terpaksa menjual motor kesayangnya untuk menutupi kerugian dan pembelian kedelai.
"Punya motor terpaksa dijual, punya apa apa dijual buat modal usaha lagi. Mau gimana lagi hidupnya dari Tahu,"ungkapnya.
Ia menuturkan, bahwa harga kedelai saat ini Rp 1.200.000 per kintalnya, harga tersebut naik Rp200.000 dibandingkan harga awalnya yakni Rp1.000.000 saja.
Ia menuturkan, bahwa harga kedelai saat ini Rp 1.200.000 per kintalnya, harga tersebut naik Rp200.000 dibandingkan harga awalnya yakni Rp1.000.000 saja.
"Gapapa harganya naik, asalkan harga jual dipasarannya juga naik. Inimha harga bahan bakunya naik, tapi harga jual bahan jadinya rendah. Kan enggak balance," pungkasnya.
(Kontributor Banten/yusuf permana)