JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Belakangan ini penunjukkan Abdi Negara Nurdin atau akrab disapa Abdee Slank sebagai komisaris PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, menimbulkan pro kontra.
Banyak yang pertanyakan alasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut mengangkat Abdee Slank sebagai komisaris.
Menjawab hal itu, Staf Khusus (stafsus) Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut pengalaman Abdee di dunia musik sejalan dengan core business Telkom.
Salah satunya adalah penguatan konten, yang saat ini terus didorong oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
"Kita tahu Telkom itu masih belum kuat kontennya. Pak Erick dorong Telkom agar masuk ke konten. Nantinya Abdee ini akan bantu supaya Telkom ini kuat di konten yang dijual ke publik," ujar Arya, Sabtu (29/5/2021).
Dengan itu, pengalaman bermusik Abdee diharapkan menjadi modal besar untuk pengembangan bisnis Telkom ke depannya.
"Kita membutuhkan orang seperti beliau (Abdee) yang punya visi jauh ke depan di era industri 4.0 untuk pengembangan Telkom," katanya.
Di sisi lain, pengamat politik Ray Rangkuti mengungkapkan terpilihnya Abdee Slank sebagai Komisaris PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, tidak perlu dipermasalahkan.
Hal itu memang sudah tradisi, jabatan tersebut untuk para pendukung calon Presiden (Capres) di Pemilu Presiden (Pilpres).
"Komisaris di perusahaan BUMN ada dua, komisaris independen dan komisaris wakil pemerintah. Jadi Abdee Slank merupakan wakil pemerintah," terang pengamat politik dan juga Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti yang dihubungi di Jakarta, Sabtu (29/05/2021).
Soal kapabilitas dalam mengelola perusahaan BUMN, menurut Ray, mati hidupnya perusahaan tersebut yang menentukan adalah dewan direksi, bukan komisaris.
"Komisaris ini hanya semacam pemilik modal saja sehingga kalau perusahaan BUMN merugi, maka komisaris tidak disalahkan atas kerugian perusahaan tersebut, tapi dewan direksi yang disalahkan," ungkap Ray. (cr09)