ADVERTISEMENT

Suka Ganggu Bini Tetangga Lelaki Subita Benjol Kepala 

Minggu, 30 Mei 2021 07:30 WIB

Share
Ilustrasi Nah Ini Dia Suka Ganggu Bini Tetangga Lelaki Subita Benjol Kepala. (ucha)
Ilustrasi Nah Ini Dia Suka Ganggu Bini Tetangga Lelaki Subita Benjol Kepala. (ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JADI lelaki, Paijo, (48), terlalu tinggi “sense of belonging”-nya. Pada Ny. Siti Atnikah, (40), istri tetangga sendiri, dia merasa memiliki juga. Saking tak bisa menahan nafsunya, pas Ny. Siti belanja di warung Paijo yang subita (suka bini tetangga) ini main remas pantatnya. Siti mengadu ke suami, dan kepala Paijo pun benjol dipalu.

Ketika budaya nasional tersisih oleh budaya asing, budayawan suka bilang, “Kita harus punya “sense of belonging” pada budaya nasional.”

Tapi bagaimana jika melihat istri tetangga yang cantik, apakah seseorang boleh juga punya “sense of belonging” terhadapnya? Ya jelas nggak bolehlah, sebab resikonya berat.

Jika sononya menanggapi, pasti dia akan diam saja. Tapi jika dia menolak pastilah lapor suami dan  bisa terjadi bentrok antar tetangga.

Paijo warga Mojowarno Kabupaten Jombang (Jatim), termasuk lelaki yang punya “sense of belonging” terlalu tinggi dan tanpa perhitungan lagi. Sebagai lelaki subita, mestnya dia jeli melihat situasi dan medan. Kapan bolehnya masuk, kapan harus jaga jarak meski bukan urusan Covid-19.

Jika waton nyregudug alias asal tembak, tentu sangat berbahaya. Salah-salah nyawa melayang gara-gara ganggu bini tetangga.

Siti Atnikah istri Madnur, 53, ini memang cantik di kelasnya. Meski usia sudah kepala empat, bodinya masih kenceng jika tak mau disebut seksi menggiurkan.

Nah, Paijo sebagai tetangganya rupanya punya perhatian khusus pada wanita itu. Asal melihat Siti mau belanja ke warung, mendadak ukuran celdamnya berubah dari M ke XL. Matanya melotot tak berkedip, lalu otaknya membayangkan yang jorok-jorok.

Dia tau persis jam-jam berapa Siti belanja ke warung, dan lelaki subita itu siap melototi dari kejauhan. Lama-lama setan pun melihatnya, lalu meledek dan ngompori Paijo.

Punya cita-cita kok diam saja, ya percuma. Setan pun menganalogikan seorang Capres. Pengin jadi RI-1 di tahun 2024 kok hanya diam saja tanpa manfaatkan medsos, ya elektabilitasnya jeblok, seputar 1 persen melulu. “Bentuk timses di berbagai provinsi, baru elektabilitas naik.” Kata setan lagaknya seperti pemilik lembaga survei saja.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Guruh Nara Persada
Contributor: -
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT