Kayaknya belum ada kabar menggembirakan,ya soal corona karena masih ada warga yang terpapar wabah. Setelah lebaran ini, kabarnya ada kenaikan dan bahkan ada klaster baru, yakni ‘klaster silaturahmi’.
Saat lebaran lalu misalnya, memang ini sudah satu tradisi bagi warga dan keluarga untuk saling bertemu. Bisa jadi bukan sekadar salaman, tapi ada saling pelukan, bila ketemu keluarga.
“Pokoknya lupa deh itu yang namanya prokes, tiga M,” ujar sahabat Bang Jalil dari jarak jauh.
Sang sahabat pun cerita bahwa selama lebaran masih ada saja warga yang belum juga patuh pada anjuran pemerintah. Kasus yang terjadi di Jakarta Timur, misalnya dimana yang terpapar sampai ratusan orang dalam satu RW. Ini kan sangat memprihatinkan.
Malah ada yang hajatan dan dangdutan, nggak tangtung-tangung malah menampilkan artis ibukota Dewi Persik, yang acaranya viral dan mendapat protes dari warga. Walapn pihak yang punya hajat mengatakan bahwa mereka sudah melaksanakan prokes dengan ketat.
Ada lagi kasus 47 tenaga kesehatan yang terpapar di Cilacap, gegara menangani para ABK dan penumpang kapal pendatang dari luar negeri.
Nah, ini kita selalu saja ketiban pulung. Karena di dalam negeri saja lagi kelabakan menangani berkebangnya penyakit corona, tapi ada saja orang asing yang membawa penyakit tersebut ke negeri ini.
“Habis, mereka masih saja bebas sih datang ke sini?” kata istri Bang Jalil.
“Ya, itu urusan yang di atas, kita nggak perlu ikut campur,” nasehat Bang Jalil pada sang istri.
“Lah,Bapak jangan ikutan ngelarang orang bicara. Ini negara demokrasi, siapa saja boleh bersuara. Yang penting nggak asal ngejeplak! “ sang istri membela diri.
“Benar, kata Ibu. Yang penting kita bicara sesuai jalur. Nggak boleh melenceng. Bahaya!” ujar sahabat.” O, iya, kemarin lebaran Bapak Ibu muter juga ya? Pasti salaman, dan pelukan ya?
Wah ibu harus tes corona. Ingat, sekarang lagi ‘klaster silaturahmi’, jadi yang silaturahmi lebaran sambil pelukan, ati-ati,” kata sahabat.