Guru Besar Ilmu Komunikasi Unpad Sebut Metode Kuantitaif Masih Menjadi Prioritas Rujukan Kebijakan Pemerintah

Sabtu 29 Mei 2021, 19:36 WIB
Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran (Unpad), Prof Dr Atwar Bajari (Foto: Unpad/Website)

Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran (Unpad), Prof Dr Atwar Bajari (Foto: Unpad/Website)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran (Unpad), Prof Dr Atwar Bajari, Msi mengatakan bahwa riset komunikasi masih didominasi riset dengan metode kuantitatif yang lebih mendasarkan pada hasil hitungan statistika, baru disusul metode kualitatif.

Berdasarkan data riset nasional 2015 – 2040, sebanyak 328 riset kuantitatif atau 58,78 persen, sedangkan kualitatif 120 riset atau 21,51 persen.

“Ini tidak lepas dari masih kuatnya pemikiran bahwa penelitian dengan metode kuantitatif lebih mudah menjadi rujukan untuk kebijakan pemerintah maupun lembaga soisal dan bisnis,” pungkas Atwar Bajari.

Lebih lanjut Atwar Bajari juga menuturkan hal ini sangat berbeda dengan semangat riset di Program Doktor Ilmu Komunikasi UNPAD, ada sebanyak 80 persen lebih menggunakan metode kualitatif dengan didominasi pendekatan fenomenologi. Selebihnya riset dengan menggunakan metode kuantitatif.

Kurangnya perhatian dunia terhadap riset berbasis kualitatif ini menurut Atwar karena adanya gold standard. Standar emas ini masih dijadikan rujukan para pengambil keputusan, sehingga riset yang menjadi perhatiannya adalah riset kuantitatif.

“Namun kita tidak perlu berkecil hati, karena masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita perlu menyakinkan publik bahwa penelitian kualitatif yang dapat dijadikan rujukan untuk kebijakan,” tutur Ketua Dewan Pakar Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) UNPAD 2021-2024 tersebut. (cr03)

News Update