Pertanyaannya, kenapa Ganjar Pranowo harus mendapat teguran keras dari DPP PDIP melalui Bambang Pacul? Secara cepat, publik bisa membaca, ada persaingan untuk calon yang kiranya akan diajukan di Pilpres 2024 dari kalangan PDIP.
Kalau begitu, siapa yang menyuruh Bambang Pacul bicara gan tidak mengundang Ganjar? Nah, lho. Secara cepat pula, maka bisa dibaca, ada orang yang kuat di PDIP yang menyuruhnya.
Kalau dilihat orang kuat di DPP PDIP, mulai dari Sekjen Hasto Kristiyanto, Ketua DPP Puan Maharani, hingga Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Di lingkungan PDIP meski bukan pengurus, masih ada Presiden Joko Widodo, karean sempat ada isu tiga periode.
Puan Maharani sendiri dalam acara di Semarang itu memberikan sambutan. Seperti dikutip media, secara terang-terangan, dia membeberkan sosok pemimpin ideal yang bakal dijagokan partainya untuk maju sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024.
Menurutnya, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dilihat oleh teman-teman seperjuangan dan turut bersama dengan para pendukungnya di lapangan.
Pemimpin menurutnya adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di sosmed. Puan mengatakan media sosial memang diperlukan, tapi perjuangan tidak hanya berhenti di sana saja.
Sosmed diperlukan, media perlu. Tapi bukan itu saja. Harus nyata kerja di lapangan. "Kita diem-diem saja kaya ndak siap. Kita siap! Hanya, kita itu partai yang tegak lurus pada aturan,” kata Puan Maharani.
Penjelaan ini secara eksplisit menggambarkan, Puan juga siap untuk maju 'nyapres'. Maka, kalau Ganjar beraktivitas di sosmed dalam rangka nyapres, maka ada indikasi ada persaingan untuk calon presiden (capres) 2024 dari PDIP.
Dengan begitu, kata superlatif kemajon di atas adalah indikasi adanya persaingan dalam rangka persaingan untuk menjagi Capres 2024 di internal PDIP.
Ganjar nada-nadanya diminta mengalah. Mungkin mengalah kepada Puan, atau juga rencana tiga periode Jokowi.
Dengan teguran keras ini dari dalam PDIP sendiri seperti ini, pun dari PDIP Jawa Tengah, apakan Ganjar Pranomo akan berhenti di dunia medsos dan gaul dengan kaum milenial?
Mungkin saja bisa terjadi. Tapi terkait dengan derahnya, yakni Jawa Tengah, sepertinya Ganjar tak akan berhenti. Ia akan tetap membaca surat-surat warga, menerima keluhan lewat beberapa akunnya. Warga Jateng, kiranya masih banyak yang ingin dekat dengan Gubernurnya. (winoto)