Angka DBD di Cipayung Meningkat, Masyarakat Diminta Lebih Waspada

Senin 24 Mei 2021, 18:49 WIB
Ilustrasi Nyamuk aedes aegypti

Ilustrasi Nyamuk aedes aegypti

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Warga Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur diimbau terus waspada terhadap penyakit demam berdarah dengeu (DBD) akibat gigitan nyamuk aedes aegypti.

Pasalnya, angka penderita pun terus mengalami peningkatan dan tahun 2021 ini lebih tinggi dari sebelumnya.

Kepala Puskesmas Kecamatan Cipayung, Rini Muharni mengatakan, berdasar data incindence rate (IR) atau angka kesakitan terjadi penambahan kasus DBD. 

Angka itu lebih tinggi dibanding tahun 2019 dan 2020, yang diduga akibat faktor pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda berakhir.

"Jadi mungkin bisa saja ya karena fokus, masyarakat mungkin juga jadi terbagi. Bisa saja fokus ke Pandemi Covid-19 ini tapi melupakan," katanya, Senin (24/5).

Meski tak dirinci secara detil, Rini mengaku, sejak tahun 2019 kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Kecamatan Cipayung yang dilakukan tiga kali dalam satu pekan cukup ampuh menekan kasus DBD.

Namun pada tahun 2021 justru terjadi kenaikan kasus DBD, tiga Kelurahan seperti di Setu, Cilangkap, dan Ceger.

"Kemarin itu selalu kita selalu proling (promosi kesehatan keliling), tapi sejak kasus agak turun untuk proling kita hentikan dulu sementara. Kita khawatir sering kontak dengan masyarakat, enggak jaga jarak," ujarnya.

Rini menuturkan pencegahan DBD paling ampuh tetap dengan melakukan 3M, yakni menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas, dan menutup tempat penampungan air.

Hal itu untuk mencegah nyamuk aedes aegypti berkembang biak dan tak ada lagi jentik nyamuk.

"Kalau fogging ini upaya terakhir, PSN yang harus ditingkatkan. Dan fogging itu harus ada PE (penyelidikan epidemiologi) positif, jadi memang harus ada kasus di situ, kemudian ada kasus baru, dan hasil jentiknya ada positif," tukasnya. (Ifand)

Berita Terkait
News Update