Satgas: Tekan Lonjakan Kasus Covid-19 dengan Tak Berkerumun dan Bepergian

Kamis 20 Mei 2021, 18:30 WIB
Tangkapan layar kegiatan diskusi 'Terus Kencangkan Protokol Kesehatan' yang ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (20/5/2021). (foto: ist/youtube)

Tangkapan layar kegiatan diskusi 'Terus Kencangkan Protokol Kesehatan' yang ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (20/5/2021). (foto: ist/youtube)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Peningkatan aktivitas perjalanan berpotensi menciptakan kerumunan. Kepatuhan protokol 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan juga dapat ikut berkurang.

Hal itu disampaikan Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B. Harmadi. Ia lantas meminta masyarakat tak berkerumun dan berpergian untuk mencegah lonjakan virus corona (Covid-19).

“Inilah yang memicu lonjakan kasus. Lalu saat terjadi lonjakan kasus, beban pada pelayanan kesehatan juga ikut meningkat,” katanya dalam diskusi 'Terus Kencangkan Protokol Kesehatan' yang ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (20/5/2021).

Sonny menambahkan pemerintah telah melarang mudik dan mengetatkan aktivitas masyarakat ke luar kota. Sejauh ini, kata dia, jumlah penumpang yang menggunakan transportasi darat maupun udara turun hingga di atas 50 persen.

“Transportasi baik angkutan laut, udara, bahkan angkutan darat lalu lintasnya turun 93 persen. Angkutan udara pun turun 70 persen. Esensi pelarangan mudik itu adalah agar masyarakat jangan melakukan perjalanan pada tanggal berapapun,” ujarnya.

Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Lia G. Partakusuma khawatir apabila masyarakat tak patuh terhadap larangan mudik pasien Covid-19 yang dirawat di RS akan datang secara bersamaan dengan jumlah yang besar.

“Kalau sampai 7-8 ribu pasien dirawat bersamaan, maka RS akan sangat kewalahan sehingga tidak bisa membantu dengan maksimal,” ujar Lia.

Tidak hanya itu, kata Lia, jumlah tenaga kesehatan juga dikhawatirkan tidak mencukupi apabila jumlah pasien yang dirawat di RS meningkat secara bersamaan.

“SDM di ICU harus khusus, belum lagi apabila jumlah penularan tinggi, maka SDM kita akan mudah tertular seperti awal tahun yang lalu, banyak tenaga kesehatan kita tertular Covid-19,” katanya.

Saat ini kondisi keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) secara nasional kurang dari 30 persen. Namun sudah ada beberapa provinsi yang menunjukkan peningkatan BOR cukup signifikan.

“Aceh dan Sulawesi Barat BOR-nya kini sudah di atas 50 persen. Ada juga beberapa provinsi yang BOR-nya mencapai 25-50 persen seperti Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Riau. Lalu yang peningkatannya 10-24 persen ada di Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kep. Riau, Jawa Tengah, dan Jambi,” ujar Lia.

Berita Terkait
News Update