Ibarat orang pesta sudah usai. Sekarang tinggal berbenah. Itu yang berantakan, ditata ulang, yang kotor harus dibersihkan, dan seterusnya. Begitulah lebaran, yang disebut pesta besar sesudah menjalani ibadah puasa sebulan penuh.
Memang pesta lebaran bukan sekadar makan ketupat sayur sambal godok, semur daging ,rendang dan opor ayam dan kue-kue, tapi lebih dari itu. Hiruk pikuk persiapan lebaran itu sendiri yang sangat menguras energi. Tapi, bolehlah untuk sekadar bersih-bersih, yakni cuci piring dan perabotan dapur, nyapu, ngepel, nyuci pakaian?
Dan yang lebih dari itu tentu saja, mari mencuci jiwa kita, yang kemarin darahnya mau naik terus,coba dinginkan, kalau yang marah-marah coba sabar, istigfar. Dan masih banyak lagi untuk bagaimana mencuci hati, soalnya kotoran yang ada di dalam diusahakan dapat bersih semua.
Kan bagi Muslim memang begitu seharusnya. Puasa selama Ramadan, sebulan penuh adalah sebagai ujian. Nggak makan, nggak minum dan menahan nafsu serta menghindari segala yang dilarang.
Memang banyak yang bilang sih, bahwa menahan lapar nggak makan minum bisa dijaga, tapi ada nafsu lain yang sangat berat.
Bisa dilihat ya, ketika jelang lebaran bagaimana warga sebegitu nafsunya untuk berburu berbagai keperluan lebaran. Dari soal makanan, pakaian. Bahkan nafsu mudik yang nggak bisa terbendung.
Ya, semua paham. Nggak perlu dibahas lagi deh. Pokoknya sekarang ini nikmati dan syukuri. Bersyukur seandainya apa yang diinginkan lebaran ini semua tercapai walau dengan perjuangan yang berat.
Misalnya ibadah selama bulan Ramadan bisa tecapai semua. Sendainya juga ada yang nggak terpenuhi, tapi kan sudah berusaha?
Warga yang mudik, dan bisa bertemu dengan sanak keluarga. Bisa bercengkerama karena sekian tahun nggak ketemu. Tapi nggak boleh kebablasan,masing-masing sadar dan menjaga protokol kesehatan. Memang sih, ini kayak buah simalakama?
Nah, bagi mereka yang nggak sempat mudik atau berwisata ria, atau karena sebab musabab lain, nggak ada dana, atau tersendat peraturan pemerintah. Dan banyak hal lain. Kan asyik-asyik aja di rumah?
Buat mereka yang sempat punya kasus di jalan raya berselisih dengan petugas, sebaiknya diselesaikan dengan hati dingin. Musyawarah. Kayaknya dari mereka banyak yang minta maaf atas kekeliruannya? Bagus itu.