SERANG, POSKOTA.CO.ID - Kebijakan non populis dari Gubernur Banten Wahidin Halim WH menutup seluruh tempat wisata di Provinsi Banten tidak hanya dirasakan oleh pedagang dan pengelola wisata di sepanjang Pantai Anyer - Carita.
Namun ada pula pihak hotel yang mengaku mengalami kerugian puluhan juta rupiah perhari.
Hal itu dikatakan Ketua Harian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indinesia (PHRI) Provinsi Banten Ashok Kumar. Menurut Ashok, laporan dari satu hotel Aston saja hilang Rp60 juta sehari.
"Banyak yang membatakan, karena ada Ingub penutupan tempat wisata," ujar Ashok dalam diskusi bersama Pokja Wartawan Provinsi Banten, Rabu (19/5/2021).
Diakui Ashok, pihaknya tidak dilibatkan dalam proses perencanaan penutupan tempat wisata hingga 30 Mei itu.
"Kami juga tidak diajak bicara. Tapi sepertinya kebijakan itu dikeluarkan setelah melihat membludaknya pengunjung ke Anyer hingga Carita dua hari pasca lebaran kemarin," katanya.
Ashok menceritakan, kondisi Hotel dan Restoran di sepanjang Anyer dan Carita sangat menyedihkan.
Kerugian ini sudah dirasakan pengusaha hotel dan restoran sudah terjadi sejak dihantam tsunami Selat Sunda pada akhir 2018. Saat akan pulih setelah tsunami, terjadi Covid-19 pada Maret 2020 hingga saat ini, yang mengakibatkan kunjungan menjadi sepi.
"Sampai saat ini saja ada hotel yang terbengkalai akibat dihantam tsunami yakni Puri Reteni tapi tidak ada perhatian, hotel terus merugi," ujar dia.
Ashok mengaku kebijakan wisata dibuka membuat bingung pihak Hotel dan aparat yang ada di daerah, karena disisi lain pemerintah melarang mudik namun ada kebijakan wisata dibuka.
"Tapi kami tidak melihat kebelakang, yang dipikirkan bagaimana pasca tanggal 30 ini," katanya.