JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemudik Lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah, yang telah kembali ke Kelurahan Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara dicek suhu tubuhnya oleh unsur tiga pilar.
Lurah Tanjung Priok, Ma'mun mengatakan, bila suhu tubuh di atas 37 derajat, maka pemudik tersebut langsung diarahkan untuk menjalani swab antigen.
"Setelah dicek suhu tubuhnya, mereka dalam kondisi sehat dan tidak ada gejala apapun. Kalau suhu tubuhnya di atas 37 derajat celcius maka pemudik harus menjalani swab antigen di Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok," terangnya, Selasa (18/5/2021).
Monitoring pemudik dilakukan unsur tiga pilar Kelurahan Tanjung Priok bersama pengurus RT/RW dan kader dasawisma di lingkungan RW 015 Kelurahan Tanjung Priok, dengan menyambangi rumah warga yang sudah kembali dari mudik Lebaran.
Aksi nekat warga yang mudik lebaran di masa pandemi Covid-19 dikhawatirkan dapat memicu lonjakan kasus virus corona.
"Sejak kemarin, kami bersama tiga pilar mendatangi rumah warga yang mudik Lebaran untuk mengecek langsung sesuai dengan data yang diberikan pengurus RT/ RW setempat. Hari ini, kami monitor lagi kelima rumah dan sudah ada warga yang kembali dari kampung halamannya," ungkap Lurah.
Dalam tinjauannya tersebut, ia menemui langsung warga yang sudah kembali dari kampung halaman untuk melakukan pengecekan suhu tubuh serta penginputan data pemudik.
Ia juga mengimbau kepada para pemudik yang sudah datang kembali ke wilayah Kelurahan Tanjung Priok untuk tetap berada di rumah, patuhi protokol kesehatan dengan 5M dan tidak bersosialisasi terlebih dahulu.
"Ini adalah langkah antisipasi agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19. Apalagi pemudik rentan terpapar Covid-19 saat di perjalanan ataupun di kampung halamannya. Mereka akan didata dengan memberikan nama, NIK, daerah tujuan, tanggal berangkat dan tanggal pulang dari mudik lebaran," jelasnya.
Lurah pun memastikan Tim Satgas Covid-19 tingkat RT/RW akan rutin memonitor aktivitas warga yang kembali dari mudik lebaran.
"Kedepannya, kita akan acak dan mengambil sampel pemudik untuk ikut pemeriksaan kesehatan dengan swab antigen. Takutnya, mereka masuk kategori orang tanpa gejala dan berpotensi menularkan ke warga sekitar," tambah Ma'mun.