ADVERTISEMENT

Ngakunya Numpang Salat, Ternyata Numpang Kelon

Senin, 17 Mei 2021 07:30 WIB

Share
Karikatur Nah Ini Dia: Ngakunya Numpang Salat, Ternyata Numpang Kelon. (poskota/ucha)
Karikatur Nah Ini Dia: Ngakunya Numpang Salat, Ternyata Numpang Kelon. (poskota/ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DEKAT rumah kos-kosan Nurlela (24), ada mesjid. Tapi ketika waktu salat tiba, Muhedi (33), justru memilih salat di rumah si gadis karyawan bank itu. Ternyata itu sekadar modus, aslinya bukan sekadar numpang salat, tapi juga “numpangi” penghuni kos-kosan. Keruan saja Ny. Muhedi di rumah jadi mencak-mencak.

Bagi kaum lelaki, urusan WIL menjadikan dirinya begitu cerdas dan kreatif. Ada
saja ide briliian untuk menopang kebutuhan syahwatnya yang liar. Dalam kondisi
normal, ide itu tak pernah muncul. Tapi dalam keadaan genting, ide nakal itu pun hadir.

Celakanya istri di rumah mencium akal-akalan itu, tentu saja si suami jadi mati kutu.
Lelaki sangat kreatif itu salah satunya Muhedi, warga Sukajadi, Bandung. Ide
brilian ini muncul demi mengamankan aksi mesumnya bersama Nurlela, sesama
kawannya di bank swasta di Sukajadi. Gara-gara punya WIL tersebut, pulangnya selalu di atas pukul 22.00. Ketika ditanya istri jawabnya sekalian salat tarawih. Habis puasa nanti, alasan apa lagi yang hendak dibangun?

Lelaki jatuh cinta pada teman sekantor, itu sudah wajar. Menjadi kurang ajar bila
mana di rumah sudah punya istri. Apa sengaja mau poligami, sehingga ada ban serep
mana kala ban utama bocor? Sepertinya Muhedi tak pernah berniat berbini rangkap,
Cuma dorongan syahwatnya yang kelewat tinggi, dia jadi suka berviveri-veri coloso
sebagaimana kata Bung Karno. Ingat, Bung Karno hanya mengajarkan soal nyerempet bahaya, bukan “nyerempet” sesama karyawan bank.

Para istri generasi milenial memang rata-rata paham internet, termasuk pesan-
pesan digital. Maka diam-diam Ny. Icih (30), bini Muhedi ini mengacak-acak HP
suaminya. Ternyata filingnya benar, jejak digital suami ternyata mengarah ke urusan alat vital. Bahkan mobil suami diam-diam dipasangi pula alat GPS, sehingga ketahuan bahwa suami sering ke tujuan daerah Budi Luhur. Rupanya suami memang punya cem-ceman di daerah itu.

Meski dadanya mengkap-mengkap kayak kap mobil, Ny. Icih masih mencoba
bersabar. Dia tak mau mandakwa langsung, soalnya pasti Muhedi akan berkelit. Maklum, meski pegawai bank, dia tak hanya pinter ngitung duit bantuan liur lidah, tapi juga mahir bersilat lidah seperti pengacara. Ditanya A, jawabnya bisa B sampai Z. Muhedi memang ahli menata kata.

Ketika data-data jejak mesum suami sudah lumayan banyak, Ny. Icih ingin
meninjau langsung rumah kos-kosan Nurlela yang sekarang sudah pindah ke Cipedes. Ternyata benar, habis magrib itu didapati mobil suami berada di jalanan depan rumah sang WIL. Langsung saja dia ketuk pintu dan bertanya, “Apakah suamiku ada di sini?” Jawab Nurlela, “Benar Bu, tuh orangnya baru salat!”

Biasanya kalau salat maghrib Muhedi suka baca surat Duha atau Alqori’ah yang
agak panjang. Tapi gara-gara ada istri di situ, dia jadi nervous sehingga cukup baca
Qulhu dan Wal Asri saja itupun dengan grogi. Begitu salam nggak baca doa-doa dulu,
tapi langsung bertanya, “Ada apa Ma?” Maka jawab Icih pun ketus. “Alasan, numpang
salat di sini. Depan kan ada mesjid, kenapa nggak salat di sana saja?”

Suasananya memang nggak nyaman banget. Maka Icih pun segera diajak pulang.
Dalam mobil istri dimarahi, kenapa orang numpang salat di rumah teman sekantor kok
dicurigai? Tadi di depan WIL suami, Icih masih bisa menahan diri. Tapi begitu di jalan,
langsung saja istri Muhedi ini menumpahkan segala kekesalannnya. “Itu teman atau WIL, alasannya numpang salat, tapi sekalian numpang kelonan kan?” kata Icih galak.

Ribut-ribut di rumah Nurlela itu berujung pada jalan buntu. Artinya, rumah tangga
Icih-Muhedi yang sudah dibina 8 tahun lamanya itu tak bisa diselamatkan lagi. Sebab
setelah libur Lebaran Ny. Icih hendak menggugat cerai suaminya. Toh belum ada anak
ini, jadi takkan ada yang jadi korban.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT