Kebaikan tetaplah kebaikan. Ukir kebaikan orang lain dalam relung hati kita. Jangan terhapus karena kesalahan sesaat. Malah dianjurkan sedapat mungkin membalas kebaikan. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaknya memuji orang yang telah berbuat baik tersebut. Tak ada waktu untuk memujinya, hendaknya mendoakan kebaikannya.
Lupakan kesalahannya, kenang kebaikannya sepanjang masa, sekecil apa pun kebaikan yang telah dilakukan. Itulah makna saling memaafkan.
Itu pula cerminan saling menghargai, saling menghormati dan saling asah, asih dan asuh di antara kita sesama manusia sebagaimana diajarkan dalam pedoman hidup bangsa kita, melalui butir-butir Pancasila. Mari kita amalkan. (*)