Pernah Debat Sama Seseorang yang Tak Pernah Mau Kalah? Ternyata Ini Lho 7 Jenis ‘Sesat Pikir’ yang Bisa Bikin Obrolan Jadi Nggak Jelas!

Sabtu 15 Mei 2021, 20:55 WIB
7 Jenis Sesat dalam Berpikir (Foto: Istimewa)

7 Jenis Sesat dalam Berpikir (Foto: Istimewa)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Beberapa diantara kita pasti pernah mengalami perdebatan dengan seseorang hingga merasa kesal dan merasa dimanipulasi sampai berpikir “sebenarnya siapa sih yang salah diperdebatan ini”.

Nah jika kalian pernah mengalami itu, berarti lawan bicara kalian atau justru malah kalian sendiri yang sering terkena dampat dari ‘sesat berpikir’ atau Logical Fallacy.

Hal itu justru akan menimbulkan kebingungan tersendiri karena arah obrolan yang sedang dilakukan menjadi tidak jelas kemana arahnya.

Mengutip dari pemilik akun Twitter Angga Fauzan (@angga_fzn) pada Jumat (15/5/2021), berikut 7 sesat piker yang sering dialami oleh manusia.

Ad Hominem

Salah satu yang paling sering terjadi dalam perdebatan, bukannya membalas argumen dengan argumen, tetapi justru melakukan serangan terhadap orangnya. Apalagi sampai membicarakan hal yang tidak ada kaitannya dengan obrolan.

Contohnya seperti kalimat "Lu kan ga pake jilbab, tau apa lu soal agama?" atau "Halah kayak lu gapernah nyontek aja nyuruh orang gak nyontek."

The Strawman Fallacy

Sesat piki ini biasanya seseorang malah membalikkan argumen orang lain agar bisa dijadikan bahan serangan baru yang kerap kali keluar konteks pembicaraan.

Padahal yang dimaksud X, jadinya malah Y.

Contohnya seperti kalimat "Oh lu ga suka makan ayam? Jadi lu ga mendukung kesejahteraan peternak ayam dong?"

Red Herring

Ibaratnya kita sedang fokus membicarakan suatu hal tetapi orang lain justru membicarakan hal yang lain dan mengalihkan diskusi ke hal lain sebagai bahan bantahan.

Contohnya seperti kalimat "Halah masalah lu gaada apa2nya dibanding gue. Dulu gue pernah lebih parah" atau "Jangan ngepost foto makanan. Kasian sm yg busung lapar."

Appeal to Emotional / Authority

Karena suatu emosi atau kedudukan seseorang yang menyampaikan suatu pendapat, membuat satu pendapat terkesan valid seolah ucapannya pasti benar.

Contohnhya seperti kalimat "Orang tua itu selalu benar. Kamu ga mau nurut sama orang tua kamu? Gak sayang mereka?"

Burden of Proof

Seseorang akan cenderung melempar tanggungjawabnya kepada orang lain sebagai pembuktian dari suatu pernyataannya. Kesannya, kalau tidak ada yang bisa membawa bukti, maka ucapan orang tersebut akan dianggap valid.

Contohnya seperti kalimat "Gue yakin mereka selingkuh. Ga percaya? Cari tau aja sendiri." atau "Gue kan udah bayar utang. Cari aja buktinya."

Bandwagon Fallacy

Kesannya, kalau banyak orang telah melakukan hal-hal tertentu, maka itu dianggap menjadi benar. Jadi kebenaran dilihat dari populasi, bukan esensi.

Contohnya seperti kalimat "Liat tu orang2 pada keluar ga pake masker. Jadi gapapa dong ga maskeran?" atau "Lha itu pejabat aja banyak yg korup. Masa rakyat gabole?"

False Dillema

Seolah kita akan dihadapkan pada dua pilihan yang sulit, tetapi sebenarnya itu hanyalah semu.

Kesannya, satu pihak menganggap salah dan satu pihak lawan bicara lainnya menganggap benar atau kalau kita tidak menjawab A maka jawaban itu pasti B.

"Lu suka sama dia? Kalo enggak, lu pasti benci dia, ya?" atau "Lebih baik pake jilbab tp sifatnya kasar, atau ga pake jilbab tp baik?". (cr03)

News Update