Hingga akhirnya di hari penuh kemenangan, kita akan kembali suci dan terhapus dari semua dosa.
Namun, beberapa umat merasa kehilangan ditinggal bulan dengan ladang pahala melimpah ini. Rasulullah SAW menyambut penghujung bulan Ramadan dengan mengucapkan syukur dan pengharapan kepada Allah SWT untuk dapat berjumpa kembali dengan bulan penuh pengampunan pada tahun berikutnya.
Nabi Muhammad mengajarkan umat Islam menyikapi penutup Ramadan dengan berdoa kepada Allah SWT sesuai hadis diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah, yang artinya : “Ya Allah, janganlah Kau jadikan bulan Ramadan ini sebagai bulan Ramadan terakhir dalam hidupku.
Jika engkau menjadikannya sebagai Ramadan terakhirku, maka jadikan lah aku sebagai orang yang Engkau sayangi.”
Doa ini dibaca seiring dengan lantunan gema takbir menyambut hari kemenangan Idul Fitri. Pada penghujung Ramadan, doa tersebut menjadi wujud pengharapan umat dalam mengharap ampunan dan juga keridhoan Allah SWT, agar diberikan umur panjang dan dapat berjumpa lagi dengan bulan Ramadan mendatang.
Mari kita sambut hari kemenangan sesuai perintah agama dengan penuh berkah dan gembira sambil bermaafan, karena bergembira salah satu cara meningkatkan imunitas tubuh dan tentunya tetap menjaga prokes. Menyambut kegembiraan itu, seperti dendang lagu Ismail Marzuki tahun 1950.
“Setelah berpuasa satu bulan lamanya. Berzakat fitrah menurut perintah agama. Kini kita beridul fitri berbahagia. Mari kita berlebaran bersuka gembira. Berjabatan tangan sambil bermaaf-maafan. Hilang dendam habis marah di hari lebaran. Minal aidin wal faidzin. Maafkan lahir dan batin”. (**)