Ditinggal ke Sawah Membajak, Bini Malah "Dibajak" Tetangga

Selasa, 11 Mei 2021 07:30 WIB

Share
Karikatur Nah Ini Dia: Ditinggal ke Sawah Membajak, Bini Malah
Karikatur Nah Ini Dia: Ditinggal ke Sawah Membajak, Bini Malah "Dibajak" Tetangga. (kartunis: poskota/ucha)

ANEH memang Pujiman (32), justru senang ketika tetangganya yang cantik, Novie (29), ribut melulu sana suami. Kalau mereka cerai kan ada peluang. Tapi dasar milik, tanpa harus bercerai, Novie memberi angin padanya. Maka di kala suaminya membajak di sawah, di rumah Pujiman “membajak” Novie.

Banyak pengamat politik, rupanya pengamat wanita lebih banyak lagi. Ini terjadi
sudah lama dan sampai kapanpun akan tetap ada, sehingga banyak keluarga cerai gara-gara pengamat sekaligus penikmat wanita. Dalam bahasa sederhana, pengamat wanita tak lain lelaki mata keranjang, karena asal melihat wanita cantik otaknya jadi ngeres dan targetnya ke ranjang melulu.

Di Kecamatan Negri Katon Kabupaten Lampung Selatan, pengamat wanita itu
adalah Pujiman. Asal ketemu wanita cantik, otaknya mendadak ngeres kayak pasir urug. Dia ingin sekali untuk bisa bergaul dengannya, kemudian menggaulinya. Di sinilah bedanya dengan pengamat politik. Jika pengamat politik menganalisa dan memprediksi seorang tokoh menghadapi coblosan di Pilgub atau Pilpres, bila pengamat wanita bicara tentang kemungkinan seorang tokoh (wanita cantik) untuk bisa dicoblos sendiri.

Tokoh yang menjadi topik pembahasan kebetulan tetangga sendiri, Ny. Novie.
Dia itu hampir setiap hari ribut dengan suami, kadang sampai menjerit-jerit karena
ditempeleng oleh Ngadiono (36). Dalam hati Pujiman itu pun mengatakan, kasihan sekali, wanita secantik itu kok mau jadi bini lelaki temperamental. “Jangan-jangan kalau ada air teh, disiram pula muka istri kayak Munarman.”

Sebagai pengamat, Pujiman pun mulai menganalisa, jika suami menjadi praktisi
KDRT, ujung-ujungnya pasti cerai. Wah, ini jadi ada peluang. Nasib mujur seseorang
siapa yang tahu. Pujiman pun mulai berandai-andai, siapa tahu Allah Swt menakdirkan dirinya sebagai suami pengganti Ngadiono. Ini kan rejeki nomplok. Tapi Pujiman juga sadar bahwa rejeki itu takkan datang sendiri, harus dikejar dan diperjuangkan.

Sekali waktu saat suami Novie tak di rumah, pas lewat depan rumahnya Pujiman
langsung main tembak saja, “Ada apa mbak kemarin itu, kok rupanya seru banget.”
Sebetulnya ini tidak etis, tapi karena memang ada target tertentu, keluar juga dari
mulutnya. Dan Novie sendiri memang kesal pada suami, maka dia pun lalu mengundang Pujiman mampir dan mulailah cerita bla bla bla.......

Ternyata curhat sama Pujiman memang enak, karena dia juga mampu memberi
masukan bermanfaat bagi rumahtangga Novie. Padahal aslinya, jika ada peluang, Novie mau dimasuki pula! Karena istri Ngadiono itu tak berpikiran sejauh itu, maka makin lancar cuhat bersama Pujiman dan ini berlangsung berkali-kali.

Ujung dari curhat tersebut, pada akhirnya Novie bisa kena currr..... dan hat hat hat
oleh Pujiman. Kesempatan emas ini datang manakala Ngadiono pas kerja di sawah. Gila nggak, suami mandi lumpur membajak, di rumah Novie mandi keringat karena “dibajak” oleh Pujiman.

Sekali waktu skandal antar tetangga itu tercium oleh Ngadiono, maka kembali
istrinya kena hajar. Maka makin sakit hati saja Novie, sehingga dia punya pikiran jelek,
mending mampus saja suaminya, kena Covid-19 kek. Tapi ini kan perlu proses lama, apa lagi ke mana-mana Ngadiono tak pernah lepas dengan maskernya.

Bersama Pujiman bini Ngadiono ini bikin permufakatan jahat untuk membunuh
petani tanpa dasi ini. Celakanya kekasih gelap Novie mau saja melakukannya. Pas di
jalanan sepi nan gelap, tentu saja malam hari, Ngadiono digetok kepalanya pakai
shokbreaker bekas. Langsung ambruk dan wasalam.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar