Mending di Rumah Tanpa Masalah Ketimbang Mudik Terkena Masalah

Senin 10 Mei 2021, 06:30 WIB
Karikatur Sental Sentil: Mending Terkena Masalah. (kartunis: poskota/arif)

Karikatur Sental Sentil: Mending Terkena Masalah. (kartunis: poskota/arif)

MENAHAN rindu tidaklah mudah, termasuk kerinduan kepada kampung halaman. Itu pula sebabnya gelombang arus mudik tetap terjadi. Bahkan, Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub memperkirakan masih ada sekitar 17,2 juta orang yang melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Pola mudik dilakukan jauh hari sebelum larangan mudik diberlakukan dari 6- 17 Mei 2021. Tak heran, jika pergerakan mudik mulai terasa pada minggu keempat bulan April hingga mencapai puncaknya H-1 larangan mudik. Berapa jumlahnya belum terdata secara rinci. Yang pasti melonjaknya arus mudik terpantau di beberapa terminal dan stasiun pemberangkatan.

Apakah masih ada arus mudik pada saat pelarangan? Jawabnya tetap ada karena terdapat pengecualian bagi mereka yang melakukan perjalanan dinas dan keperluan mendesak karena sakit, kematian atau melahirkan.

Pihak Jasa Marga memprediksi sebanyak 593.185 kendaraan akan keluar dari Jabodetabek selama sepekan jelang lebaran (H-7 hingga H-1 lebaran) atau pada 6- 12 Mei 2021.

Jika masing-masing kendaraan rata-rata ditumpangi 4 orang, maka lebih dari 2 juta jiwa akan melakukan perjalanan ke luar kota selama sepekan sebelum lebaran.  Ini belum termasuk yang berangkat lebih awal (pra larangan) yang jumlahnya ratusan ribu kendaraan, bisa kurang bisa juga lebih.

Soal jumlah pasti berapa orang yang mudik lebaran, tentu akan data rinci sebagai bahan evaluasi. Tetapi siapa pun yang berkesempatan mudik karena memenuhi ketentuan pengecualian, hendaknya lebih ekstra menjaga kesehatan., melindungi diri dengan meningkatkan disiplin prokes.

Melakukan perjalanan mudik berarti membuka peluang berinteraksi dengan banyak orang dari beragam kalangan. Semakin banyak berinteraksi , bersinggungan dengan orang lain, makin membuka peluang terjadinya penularan karena virus corona bertransmisi dari orang ke orang.

Risiko menularkan atau tertular Covid-19 akan lebih besar bagi yang melakukan perjalanan mudik, namun tidak bagi yang menunda mudik.

Mudik adalah kerinduan pulang ke kampung halaman. Menunda mudik berarti menahan kerinduan. Meski tidaklah mudah, lebih baik bertahan di rumah bebas dari masalah, ketimbang mudik menyisakan masalah.

Meski bertahan di rumah jangan lantas abai prokes.Disiplin prokes harus tetap diterapkan, apalagi mereka yang beraktivitas keluar rumah. (jokles)

Berita Terkait

News Update