Jelang Lebaran, Penjual Dodol Rumahan di Cilenggang Serpong Kebanjiran Pesanan

Senin 10 Mei 2021, 00:30 WIB
Dodol Titi Mugi Jaya yang berlokasi di Jalan Cilenggang 1 RT 004 RW 002, Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan. (foto: ridsha vimanda nasution)

Dodol Titi Mugi Jaya yang berlokasi di Jalan Cilenggang 1 RT 004 RW 002, Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan. (foto: ridsha vimanda nasution)

TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Menjelang Lebaran Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah, penjual makanan dodol mulai ramai pemesan di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel). 

Seperti salah satunya Dodol Titi Mugi Jaya yang berlokasi di Jalan Cilenggang 1 RT 004 RW 002, Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong.

Pemilik usaha Dodol Titi Mugi Jaya, Asep Jaya mengaku, sejak seminggu menjelang Lebaran dodol buatannya kebanjiran pesanan.

Dodol Titi Mugi Jaya adalah usaha rumahan yang memproduksi dan menjual kepada para pedagang maupun perorangan yang mengonsumsi. 

"Alhamdulillah seminggu sebelum Lebaran sudah banyak yang pesan dodol kami. Ada sekitar 50-100 pemesan untuk dodol," ujarnya ditemui Poskota.co.id di kediamannya, Minggu (9/5/2021).

Pria 39 tahun itu menuturkan, para pembeli dodolnya saat ini di dominasi orang yang mengonsumsi untuk Lebaran. 

"Saat ini lebih banyak pembeli orang yang mengonsumsi untuk Lebaran. Ada beberapa pemesan dari kalangan pedagang untuk dijual lagi," ungkapnya. 

Asep menyebut, kondisi itu hanya berlangsung saat Ramadan dan momentum menjelang Lebaran saja. Namun pada hari biasanya pemesan relatif sepi. 

"Karena kondisi pandemi Covid-19 itu sebelum Lebaran sepi pemesan. Paling ada pemesan beberapa hanya langganan yang mereka pedagang untuk dijual lagi," sebutnya. 

Karena itu, Asep tak menampik sejak adanya pandemi Covid-19 sangat berdampak pada usahanya. Bahkan ia sudah memecat beberapa karyawannnya.

"Sekarang usaha dodol saya ini hanya dibantu oleh istri dan keluarga. Sebelum pandemi Covid-19, ada karyawan karena pemesanan cukup banyak," tuturnya.

Sebelum pandemi Covid-19, Asep menyatakan, sehari memproduksi 900 kilogram hingga 1 ton dodol jenis original itu. 

"Sehari saja terkadang keteteran pemesan. Padahal buatnya sudah 1 ton dodol original. Itu kondisi sebelum pandemi Covid-19," terangnya. 

Asep mengatakan, pemesan dodol yang banyak saat sebelum pandemi Covid-19 dari perorangan yang akan menggelar resepsi pernikahan.

"Nah sekarang kondisi Covid-19 resepsi pernikahan enggak boleh. Hal ini berdampak pada usaha saya," tandasnya. 

Usaha Turun Temurun

Asep mengaku, perbedaan dodol miliknya dengan lainnya adalah soal rasa. Dia mengaku, ada resep khas yang diwariskan ibunya.

"Dodol Titi Mugi Jaya dari usaha ibu saya sejak tahun 1995. Kalau kata orang-orang yang membedakan dodol di sini lebih legit dan bisa tahan lama," paparnya.

Asep menyebut, dodol yang dibuatnya bisa bertahan 2-4 hari lamanya. Sebab, biasanya dodol hanya mampu bertahan 2 hari saja. 

"Saya produksi dodol 30 kilogram itu bisa sampai 2 hingga 4 hari," imbuhnya. (kontributor tangerang/ridsha vimanda nasution)

Berita Terkait

News Update