Sebelum pandemi Covid-19, Asep menyatakan, sehari memproduksi 900 kilogram hingga 1 ton dodol jenis original itu.
"Sehari saja terkadang keteteran pemesan. Padahal buatnya sudah 1 ton dodol original. Itu kondisi sebelum pandemi Covid-19," terangnya.
Asep mengatakan, pemesan dodol yang banyak saat sebelum pandemi Covid-19 dari perorangan yang akan menggelar resepsi pernikahan.
"Nah sekarang kondisi Covid-19 resepsi pernikahan enggak boleh. Hal ini berdampak pada usaha saya," tandasnya.
Usaha Turun Temurun
Asep mengaku, perbedaan dodol miliknya dengan lainnya adalah soal rasa. Dia mengaku, ada resep khas yang diwariskan ibunya.
"Dodol Titi Mugi Jaya dari usaha ibu saya sejak tahun 1995. Kalau kata orang-orang yang membedakan dodol di sini lebih legit dan bisa tahan lama," paparnya.
Asep menyebut, dodol yang dibuatnya bisa bertahan 2-4 hari lamanya. Sebab, biasanya dodol hanya mampu bertahan 2 hari saja.
"Saya produksi dodol 30 kilogram itu bisa sampai 2 hingga 4 hari," imbuhnya. (kontributor tangerang/ridsha vimanda nasution)