Penulis: Tri Broto, Wartawan Poskota
TAHUN lalu, larangan mudik karena pandemi masih dirasa tak memberatkan masyarakat. Pandemi di awal-awal penyebarannya memang menakutkan siapapun. Untuk nekat pulang kampung saat Lebaran risikonya tinggi, pun secara ekonomi cukup berat karena banyak orang kena PHK atau minimal gajinya dipotong.
Selang setahun kemudian, saat musim mudik Lebaran 2021, pandemi sepertinya tak menjadi momok menakutkan lagi bagi sebagian besar orang. Makanya, jumlah orang yang nekat mudik juga banyak. Banyak cara dilakukan calon pemudik agar lolos dari penyekatan petugas yang tersebar di banyak titik di jalur pemudik. Secara ekonomi pun hampir semua orang sudah berangsur pulih.
Alasannya jelas, para pemudik tak kuat lagi menahan kerinduan berlebaran di kampung halaman. “Dua tahun kami tak mudik,” begitu alasannya. Rasa ini sudah barang tentu tak bisa dirasakan orang lain yang tak lagi punya kampung atau tak lagi pernah mudik.
Sebagian calon pemudik bahkan menyebutkan, mudik ke kampung halaman menjadi salah satu cara untuk refreshing setelah banyak kesusahan hidup dari imbas pandemi setahun lebih. Dengan pulang kampung setidaknya mereka bisa benar-benar menghilangkan stres.
Akan tetapi, niat itu kembali “dihentikan secara paksa” oleh pemerintah dengan mengeluarkan larangan mudik. Larangan ini semata-mata demi menyelamatkan nyawa masyarakat juga. Jangan sampai angka penyebaran Covid-19 meluas akibat banyak orang mudik. Upaya menekan Covid-19 melalui publikasi besar-besaran dan terus menerus, plus vaksinasi gagal.
Pemerintah tentu tak mau kejadian di India, dengan pelaksanaan ritual di Sungai Gangga berakibat melonjaknya pasien positif Covid-19 dan kematian terjadi setiap waktu, berlangsung di Indonesia.
Jadilah petugas kerja keras dalam menghalau calon pemudik tak tak kalah akal. Beberapa berhasil lolos dari hadangan petugas, tak sedikit yang nekat mencari jalur alternatif lain agar terhindar dari pantauan petugas Pos Penyekatan.
Paling banyak pengendara bersepeda motor. Sampai-sampai, mereka seperti kompak melaju bersamaan sehingga membingungkan petugas. Buntutnya, para pemudik bersepeda motor itu pun lolos. Meski penyekatan diperketat, pemudik bermotor ini tak pendek akal. Ada yang memanfaatkan kelengahan petugas, ada yang mencari jalan-jalan kampung.
Kejadian ini tentunya tak boleh terjadi. Masyarakat diharapkan kembali pengertiannya betapa pentingnya tak mudik tahun ini demi menekan penyebaran Covid-19 yang belakangan muncul dalam tipe berbeda dengan keganasan berbeda.
Toh, kerinduan akan kampung halaman bisa ditempuh dengan banyak cara. Seperti memanfaatkan aplikasi video call, pesang singkat, dan sebagainya. Semoga dengan bertahan tidak mudik tahun ini dapat menyelamatkan banyak orang, dan Covid-19 bisa berangsur-angsur hilang.