From Kalimantan With Angry Lantaran Istri Jadi WIL Kasun 

Sabtu, 8 Mei 2021 07:30 WIB

Share

DULU ada fi lm James Bond berjudul “From Rusia With Love” (1963), dan kini Handoko, 40, menjadi “From Kalimantan with angry” karena dapat laporan bininya jadi WIL Pak Kasun.

Dia dari Balikpapan pulang ke Tuban (Jatim) hanya untuk menggerebek istrinya yang kelonan dengan Jayeng Resmi, 50,

Kasun itu kepanjangannya Kepala Dusun, jabatan di bawah Kades (Kepala Desa). Jika Kades itu ibaratnya presiden, maka Kasun bisa dianggap mentri, karena dia pembantu Kades untuk menggolkan semua program kerjanya selama 6 tahun masa kerja.

Tapi jika dilacak pada mbah Google, ternyata banyak ditemukan Kasun yang hobinya justru ngesun istri warganya. Jika sekedar ngesun mending, soalnya pastia ada partai tambahan yang lebih seru, sehingga ngesun itu sekedar pemanasan belaka.

Kasun celamitan ini salah satunya Jayeng Resmi di daerah Montong Kabupaten Tuban. Dari namanya saja sudah mengisyaratkan dia ini sosok yang perkasa dalam urusan peranjangan.

Ditilik dari etimologi bahasa, jayeng itu artinya kuat, dan saresmi adalah hubungan intim. Karena itulah, Pak Kasun dalam urusan peranjangan selalu perkasa, rosa-rosa macam Mbah Marijan.

Sebagai Kasun, dia memang hafal setiap warga di wilayahnya, termasuk mana yang kinclong dan mana yang bruwet macam kaca mobil jamuran. Salah satu warganya yang menjadi titik perhatian adalah Ny. Lusi, 35, istri Handoko.

Di mata Pak Kasun, Lusi ini banyak kelebihan dan nilai tambahnya. Bodinya seksi, wajahnya juga cantik, sehingga dalam hati Kasun Handoko sering membatin, “Lusi memang enak dikeloni dan perlu.....”

Peluang itu sangat menantang bagi Kasun Jayeng Resmi, karena sudah lama suami Lusi bekerja di Balikpapan (Kaltim). Dalam analisanya, istri Handoko ini pasti kesepian habis! Maklumlah, selama suami di Balikpapan kan dia di rumah nggak ada yang membolakbalik tubuhnya.

“Ayolah Bleh, memberi makan tetangga kelaparan kan besar pahalanya,” kata setan bertamsil ibarat. Tapi nanti dulu! Kelaparan dalam arti sebenarnya, tinggal diberi nasi bungkus langsung kenyang tanpa kewajiban ikut demo berjilid-jilid di Monas.

Halaman
Editor: Guruh Nara Persada
Contributor: -
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar