ADVERTISEMENT

Pamit Hendak Buka Bersama Malah Buka-bukaan Berdua 

Jumat, 7 Mei 2021 07:30 WIB

Share
Ilustrasi Nah Ini Pamit Hendak Buka Bersama Malah Buka-bukaan Berdua. (ucha)
Ilustrasi Nah Ini Pamit Hendak Buka Bersama Malah Buka-bukaan Berdua. (ucha)

DI bulan puasa dapat kiriman takjil dari tetangga, asyik kan? Asyik lagi jika diajak mesum sama suami tetangga! Ini setidaknya pendapat Maimunah, 32, warga Nanggung, Bogor.

Pamit suami mau berbuka puasa bersama, eh dia malah buka-bukaan berdua sama suami tetangga desa. Ya digerebeklah, bahkan dipaksa nikah hari itu juga.

Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, banyak ibu rumahtangga saling antar takjil buat berbuka. Ini takjil beneran, bukan “takjil” versi teroris yang sekali njebluk bikin mulut hancur berikut anggota tubuh lainnya.

Namanya juga bom! Dan suwerrrr.... ada juga orang yang bulan Ramadan hasrat dan syahwatnya terus menyala, sehingga merusak nilai puasanya. Akibatanya, bulan puasa hanya dapat haus dan perut lapar saja, karena mengutamakan yang di bawah perut!

Maimunah warga Pangkal Jaya Kecamatan Nanggung,  adalah salah satu wanita yang memanjakan pangkal pahanya di bulan Ramadan ini. Mestinya bersama suami pergi ke mesjid untuk tarawih, eh......malah jalan sendiri-sendiri.

Suami ke mesjid salat tarawih, dia malah sejak sebelum magrib pamitan mau buka bersama di rumah sahabat, padahal aslinya mau buka-bukaan berdua dengan Wawan, 35, lelaki tetangga desa yang juga sudah beristri.

Antara Maimunah dengan Wawan diam-diam memang sedang menjalin asmara bilateral dengan target pemanjaan alat vital. Gara-gara urusan satu itu, keduanya jadi lupa akan pasangan masing-masing.

Dalam pengajian para ustadz memang sering berpesan, di bulan Ramadan harus banyak berbagi dan sedekah sama tetangga. Eh, Wawan-Maimunah justru menerjemahkan versi setan, berbagi dan sedekah untuk urusan begituan!

Sebelum istri pamitan hendak berbuka puasa bersama, sebenarnya Rohadi, 40, sudah dengar kabar selentingan bahwa Maimunah diam-diam punya PIL di lain desa.

Tapi lagi-lagi karena bulan puasa harus banyak bersabar, isyu miring ini hanya masuk dalam catatan di hatinya. Sebab jika sampai marah, bisa rusaklah nilai puasanya. Jangankan marah, menggibah orang saja juga dilarang. Kalau menggubah lagu sampai satu album pun, itu boleh.......

Nah, karena alasan pamitan istrinya itulah Rohadi jadi ingat akan isyu miring yang didengar selama ini. Maka meski dia mengiyakan, diam-diam mulai membuntuti jejak langkah sang istri. Hasilnya, lho......kok rumah yang dituju kok sepi-sepi saja, nggak banyak orang?

Mestinya kan sebelum buka puasa bersama dimulai ada ustadz yang memberi tausiah, lalu para soimin dan soimat asyik mendengarkan dengan khusyuk. Apa lagi kalau yang ceramah kelas Gus Miftah atau UAS.

Ditunggu lama tak ada perubahan, rumah tetap sepi! Yakin bahwa istrinya menipu dirinya, Rohadi segera menghubungi RT setempat untuk dilakukan penggerebekan. Hasilnya.......bener kan? Mereka bukan buka puasa bersama, tapi buka-bukaan berdua.

Warga yang ikut menggerebek jadi emosi. Pasangam mesum itu diseret keluar, lalu ditelanjangi dan kemudian diikat. Bagaimana warga nggak emosi, mestinya salat tarawih, malah main kuda-kudaan hiyehh.....hiyehhhh.......brlbbbb!

Yang unik, pasangam mesum Maimunah – Wawan malam itu juga langsung dinikahkan dengan ustadz kampung. Tak jelas, bagaimaba prosedurnya kok bisa nikah lagi si Maimunah, kan belum diceraikan oleh Rohadi.

Jika demikian kan sama saja Maimunah jadi bersuami dua alias poliandri. Untung mereka nggak dipukuli, bisa-bisa langsung poliklinik. (GTS)

ADVERTISEMENT

Editor: Guruh Nara Persada
Contributor: -
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT