<i>Narco Terorism</i> Belum Eksis di Indonesia, Pengamat: Masih Andalkan Kotak Amal

Jumat 07 Mei 2021, 13:41 WIB
Pengamat teroris Universitas Indonesia, Ridwan Habib. (Ist).

Pengamat teroris Universitas Indonesia, Ridwan Habib. (Ist).

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Salah satu cara kelompok teroris untuk mengumpulkan dana latihan hingga operasi adalah melalui bisnis narkoba.

Hal itu disampaikan oleh Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Ridwan Habib, di Jakarta, Kamis (6/5/2021).

Ridwan mengatakan, hal tersebut disebut dengan narco-terrorism.

Ia mengatakan Taliban menggunakan opium sebagai ladang bisnis. Uang yang dihasilkan digunakan untuk mendirikan camp pelatihan, hingga membeli senjata dan peledak.

"Ini muncul di Afghanistan, jadi saat itu kelompok Taliban memang menjual opium. Di Afganistan memang mereka memiliki lahan ganja dan opium gede banget, jadi mereka menggunakan itu," kata Ridwan.

Di Indonesia sendiri, kata Ridwan, narco-terrorism belum eksis. Sejauh ini sejumlah dugaan narco-terrorism belum terbukti kebenarannya.

Sehingga, ia menilai saat ini kelompok teroris di Indoensia, seperti Jamaah Ansharut Daulah yang terkahir diketahui mengumpulkan dana melaui kotak amal.

"Di Indonesia belum eksis. Dulu pernah diduga akan dilakukan di kelompok JAD di Aceh, tapi tidak terkait antara penjualan ganja di Aceh dengan kelompok teroris di Aceh. Dulu juga ada informasi soal jaringan Freddy Budiman yang sudah dieksekusi mati di Nusakambangan itu membantu Aman Abdurahman ISIS , tapi sampai sekarang bukti otentik atau hukumnya belum ditemukan," tandasnya. (cr01).

Berita Terkait
News Update