Bagaimana Menyikapi Lailatul Qodar (Seri-1)

Jumat 07 Mei 2021, 08:00 WIB
Marullah Matali

Marullah Matali

Oleh : Sekretaris DKI Marullah Matali 

SALAH satu keistimewaan Ramadan a alah karena di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, yakni Lailatul Qodar. Kapan lailatul qodar itu?

Sepakat para ulama bahwa Lailatul Qodar pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan. Terkadang konsentrasi akhir Ramadan buyar. Nabi mengajarkan singsing baju selama 10 hari terakhir.

Beliau berjaga-jaga mulai awal bulan Ramadan untuk menemukan Lailatul Qodar. Bagaimana kita menyikapi lailatul qodar ini? Tentu kita melihatnya dari sisi betapa rahman dan rahimnya Allah, Maha Kasih, Maha Sayangnya Allah, Maha Pengampun, Maha penerima taubat. Umat terdahulu diberi umur yang relatif panjang. Nabi Adam 2000 tahun, Nabi Nuh 950 tahun, rata rata umatnya juga seperti itu umurnya.

Secara hitung dagang, kalau 300 tahun mereka bergelimang dosa, kan masih punya stok 400 tahun untuk bertaubat. Umpama kalau mau hitunghitungan kita umat Nabi Muhammad ini relatif pendek umurnya. Bahkan, kalau mencontoh umur Rasulullah SAW 63 tahun.

Beliau wafat meninggalkan kita semua. Kalau 40 tahun kita bergelimang dosa, sisa umur 33 tahun ditebus dengan bertaubat seperti itu kan belum seimbang neracanya.

Apa dosa lalu tidak terampuni, apa tidak ada peluang pemutihan terhadap seluruh kesalahan dosa yang kita lakukan? Dari sisi inilah kita memaknai Lailatul Qodar.

Allah yang Maha Kasih, yang Maha Penyayang seakan tidak langsung mengatakan, “Hai umat Islam sekalipun umurmu relatif pendek, kau jangan pesimis, jangan skeptis. Sekalipun kau banyak kesalahan, dosa kau tumpuk, dan umurmu pendek, jangan sedih. Aku berikan padamu waktu dan tempat yang punya nilai spesifik, waktu dan tempat yang punya nilai istimewa. Tugasmu memanfaatkan peluang yang diberikan itu.

Baca Juga:

“ Itu sebabnya ada penggandaan nilai pahala, salat berjamaah nilainya 27 kali lipat dari pada salat sendiri. Beribadah di hari Jumat mendapat tambahan pahala. Salat di Masjidil Haram di Makkah 100.000 kali dibanding dengan salat di masjid umum.

Itu tidak berarti sudah salat di sana lalu berhenti lagi salat di mana-mana, karena merasa sudah banyak stok pahala. Bukan itu pengertiannya, ada ruang dan waktu yang istimewa.

Apabila, kita bisa memanfaatkan peluang yang ada, maka nilai kelipatan itu diberikan Allah SWT. Itulah sebabnya Allah berikan pada kita ada bulan istimewa Ramadan. Ada hari istimewa Jumat, ada waktu istimewa sepertiga malam, ada tempat istimewa Arafah, Mina, Multazam, Roudhoh, Zamzam, ada waktu yaitu Lailatul Qodar, satu malam lebih baik dari seribu bulan, seribu bulan itu 83 tahun, dan sekarang jarang yang sampai umur 83 tahun. (*)

Berita Terkait

Bagaimana Menyikapi Lailatul Qodar (Habis)

Sabtu 08 Mei 2021, 08:00 WIB
undefined

‘Santai’ ALLAH Bersama Kita (Seri-1)

Minggu 09 Mei 2021, 08:00 WIB
undefined

'Santai' Allah Bersama Kita (Habis)

Senin 10 Mei 2021, 08:00 WIB
undefined

News Update