Oleh: Harmoko
BICARA kemiskinan tidak sebatas menyoal rendahnya tingkat pendapatan masyarakat. Bukan pula sekadar merosotnya tingkat konsumsi akibat melemahnya daya beli.
Rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan dan beberapa aspek lain dalam konteks pembangunan manusia ( human development), menjadi bagian tak terpisahkan dari kemiskinan.
Cakupannya begitu luas, seluas penafsiran mengenai kemiskinan itu sendiri. Tak hanya soal ekonomi, juga dampak sosial budaya, sosial politik dan keamanan.
Sedikitnya terdapat 4 jenis kemiskinan yang menimpa negeri kita, yakni kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural, demikian telaah para ahli.
Disebut kemiskinan absolut, jika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan yang paling mendasar ( makan).
Kemiskinan relatif terjadi sebagai akibat kebijakan pemerintah yang belum menjangkau seluruh wilayah dan lapisan masyarakat.
Kemiskinan struktural terjadi karena ketidakmampuan sistem atau struktur sosial menghubungkan seseorang dengan sumber daya yang ada.
Kemiskinan kultural tercipta sebagai akibat pengaruh budaya, tradisi dan adat istiadat setempat membuat masyarakat kurang atau tidak dapat merespons kemajuan.
Padahal kita tahu apa pun bentuk kebijakan ditujukan untuk semua, manfaat yang didapat juga untuk semua, bukan sebagian atau sekelompok orang sebagai penikmatnya.
Begitu pun kebijakan – kebijakan terkait pemulihan ekonomi terdampak pandemi, termasuk ketika hendak mengatasi kemiskinan.
Lonjakan angka kemiskinan sangat terasa sejak pandemi menerpa hampir semua negara di dunia.