LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnakeswan) Lebak kini tengah mewaspadai peredaran daging gelonggongan di pasaran. Daging gelonggongan itu diwaspadai peredarannya, karena pada akhir bulan puasa ini permintaan masyarakat terhadap daging sapi ataupun kerbau tengah meningkat.
Kepala Disnakeswan Lebak, Rahmat mengatakan, pihaknya nanti akan melakukan pengawasan langsung ke pedagang daging di sejumlah Pasar di Kabupaten Lebak, khususnya pasar Rangkasbitung. Hal itu dilakukan guna menghindari adanya peredaran daging gelonggongan itu.
" Kita lebih ke keamanan dan ketentraman umat. Kita akan melakukan monitoring tidak hanya saat permintaan tinggi saja, karena untuk memastikan daging yang di pasaran itu masuk kategori ASUH, yakni Aman, Sehar, Utuh dan halal," kata Rahmat kepada Poskota.co.id, Selasa (4/5/2021).
Rahmat menjelaskan, daging gelonggongan adalah daging yang dihasilkan dari ternak hidup yang diminumkan air secara paksa dalam jumlah besar sebelum proses penyembelihan dengan maksud meningkatkan massa daging.
Hasilnya, setelah hewan dipotong bobot dagingnya akan lebih tinggi dan dengan demikian, harga jualnya lebih tinggi.
Ia menyebut, selama ini tidak pernah ada ditemukannya daging gelonggongan yang diperjualbelikan pedagang di Kabupaten Lebak. Namun, pihaknya akan terus waspada akan peredaran daging itu.
"Meskipun dari hasil pengawasan selama ini belum pernah ditemukan adanya kasus daging gelonggongan di Kabupaten Lebak, namun ada baiknya kita harus senantiasa waspada dengan mengetahui ciri-ciri daging gelonggongan itu," kata Rahmat.
Ia menyebut, daging gelonggongan tersebut tidak baik bagi kesehatan tubuh jika dikonsumsi oleh masyarakat.
"Biasanya jika mengonsumsi daging itu akan menyebabkan diare, karena adanya bakteri pada daging dan juga air yang dimasukan secara paksa ke dalam daging itu," ujarnya.
Ia mengimbau warga agar bisa membedakan daging yang sehat dan aman untuk dikonsumsi dengan daging gelonggongan.
"Harap teliti dalam memilih daging dan pahami mengenai perbedaannya," imbaunya. (kontributor banten/yusuf permana)