Persiapan Belajar Tatap Muka di Banten Harus Matang, Jangan Sampai Menjadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19

Selasa 04 Mei 2021, 16:30 WIB
Sekretaris Komisi V DPRD Banten Fitron Nur Ihsan meminta Pemprov Banten mempersiapkan PTM secara matang. (foto: Luthfi)

Sekretaris Komisi V DPRD Banten Fitron Nur Ihsan meminta Pemprov Banten mempersiapkan PTM secara matang. (foto: Luthfi)

Persiapan PTM di Banten Harus Matang, Jangan Sampai Menjadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Pempov Banten diminta untuk mematangkan konsep Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bulan Juli 2021 mendatang. Selain itu persiapannya juga harus komprehensif agar pada pelaksanaannya nanti tak menemui kendala atau berujung pada kegagalan dan timbul klaster Covid-19.

Sekretaris Komisi V DPRD Provinsi Banten Fitron Nur Ikhsan mengatakan, Pemprov Banten agar menyiapkan segala sesuatunya sebelum kembali menggelar PTM secara terbatas pada Juli 2021. Semua harus dipersiapkan secara komprehensif.

“Blueprint-nya harus jelas, agar tidak terjadi klaster baru di sekolah setelah pembelajaran tatap muka secara terbatas dibuka. Buat regulasinya secara utuh. Mulai merumuskan aspek lingkungan, aspek KBM semua harus diperhatikan agar tidak terjadi cluster baru,” ujarnya kemarin, Senin (03/05/2021).

Ia menegaskan, setelah semua dirasa cukup dan memenuhi standar, barulah PTM secara terbatas bisa digelar. Fitron sendiri sangat mendukung adanya PTM karena dari pantauannya pelaksanaan pembelajaran daring kurang efektif.

“Semua orang tua mengeluh, pendidikan daring jadi bentuk lepas tangan guru. Orang tua lebih sibuk dari guru,” katanya.

Jika hal itu terus dibiarkan tanpa ada pembenahan, kata dia, maka dikhawatirkan akan berdampak negatif. Ia menganalogikan, dengan sekumpulan tikus yang berada di dalam sangkar yang takut keluar karena diisukan ada kucing diluar. Lama kelamaan sekumpulan tikus itu akhirnya saling makan karena lapar tidak keluar.

“Yang seharusnya tikus-tikus tersebut lakukan adalah belajar menghindar dari kucing, bukan diam di dalam sangkar hingga akhirnya saling makan di antara mereka sendiri,” ungkapnya.

Pihaknya juga tidak ingin akibat kebiasaan untuk belajar daring, pelajar di Banten menjadi lupa bagaimana caranya mewujudkan mimpinya secara nyata.

 “Karena banyak contoh orang-orang yang hidupnya di belakang layar, yang hanya bisa mengomentari orang-orang sukses,” tuturnya. (kontributor banten/luthfillah)

Berita Terkait
News Update