Kebal Bukan Berati Tidak Mempan Loh

Jumat 30 Apr 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi Sental Sentil Kebal Bukan Berati Tidak Mempan Loh. (ucha)

Ilustrasi Sental Sentil Kebal Bukan Berati Tidak Mempan Loh. (ucha)

SIAPAPUN pun tak pernah berharap terjadi tsunami, baik tsunami dalam arti sesungguhnya atau pun sebatas kiasan, seperti tsunami Covid-19.

Sebab, yang namanya tsunami pasti tidak mengenakan, karena akan membawa bencana tak ubahnya gelombang laut besar yang menerjang seketika, tiba- tiba, tanpa disangka – sangka.

Tsunami Covid  kian populer setelah penyebaran virus corona di India sangat luar biasa lonjakannya. Hanya dalam dua pekan, sebanyak 3 juta warga terpapar Covid-19.

Dari penambahan kasus positif setiap harinya 9.000 melonjak lebih dari 30 kali lipat, menjadi 350 ribu orang yang terifeksi. Itulah gelombang penyebaran Covid di India yang bagaikan tsunami.

Kita tahu tsunami terjadi karena adanya gempa bumi atau letusan gunung berapi atau tanah longsor di bawah laut.

Lantas bagaimana dengan tsunami Covid? Berkaca dari kasus di India, penyebabnya lebih karena meningkatnya pergerakan masyarakat secara masif, meningkatnya mobilitas penduduk yang menimbulkan banyak kerumunan, tanpa diikuti dengan protokol kesehatan (prokes).

Hal lain, warga masyarakat merasa diri sudah aman dari serangan virus corona.
Merasa diri sudah kebal karena sudah divaksin, kadang membuat abai terhadap prokes.

Dalam sebuah acara kumpul- kumpul, di mana semua peserta yang hadir sudah divaksin, akan menambah keyakinan lebih merasa aman, kecil tertular virus. Kan, semua sudah dapat vaksin, berarti sudah membentuk kekebalan kelompok. 

Apakah keyakinan semacam ini benar atau “salah kaprah” , agaknya perlu menyerahkan kepada ahlinya. Yang pasti istilah herd immunity ( kekebalan kelompok) sudah terpersepsi dalam masyarakat bahwa vaksinasi untuk membentuk kekebalan kelompok. Apakah istilah kekebalan kelompok perlu diganti dengan meningkatkan daya tahan tubuh.

Makin banyak yang sudah divaksin akan semakin baik membentuk kekebalan. Untuk menciptakan kekebalan, minimal 70 persen dari total penduduk menerima vaksin. Sisanya yang 30 persen, kekebalan akan terbentuk  dari 70 persen penduduk yang sudah divaksin.

Meski secara masif sudah dijelaskan bahwa orang yang sudah divaksin belum menjamin tidak akan terpapar Covid-19, karena vaksin itu bukan obat penangkal dan pembunuh virus corona. Vaksin adalah zat yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk memberikan kekebalan.

Berita Terkait

Jangan Abaikan Angka Kematian

Senin 03 Mei 2021, 06:30 WIB
undefined
News Update