ADVERTISEMENT

Masih Banyak yang ‘Lapar’ di Jalan

Rabu, 28 April 2021 09:45 WIB

Share
Ilustrasi sental sentil Masih Banyak yang ‘Lapar’di Jalan. (arief)
Ilustrasi sental sentil Masih Banyak yang ‘Lapar’di Jalan. (arief)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BANYAK yang lapar di jalan, benar karena saat ini umat muslim sedang berpuasa. Tapi, ada sebagian orang yang lapar hatinya, penuh emosi dan ingin menelan orang lain.

Nggak boleh sedikit saja tersinggung langsung ngamuk. Padahal dia yang salah, tapi dia pula yang berulah sampai bikin jengkel orang banyak. 

Lihat saja kasus lelaki muda yang bergaya koboi, naik mobil menyerempet pengendara motor, tapi dia yang marah, ngotot dan mengacungkan pistol.

Belakangan juga ada pengedara mobil mewah masuk jalur TransJakarta, bikin kesal masyaraka luas terutama pengguna bus tersebut. Mengapa? Ya, karena si pengemudi sudah jelas salah masuk jalur terlarang, eh kok bikin ulah. Sopir bus TransJakarta diminta mundur, jelas saja nggak diladeni karena dalam kondisi yang sulit.

Bahwa semua kasus ugal-ugalan dan mentang-mentang di jalan sudah bisa diatasi polisi, bersyukurlah. Tapi, yang jadi masalah adalah bahwa di zaman now ini masih saja ada orang yang ‘lapar’ di jalan raya, ingin menunjukan, siapa dirinya.

“Hai, tahu nggak gue ini pejabat, anak pejabat  Jenderal Anu!” katanya dengan garang. Tapi, ketika ditangkap polisi nggak bersuara, alias bungkam kayak ayam sayur.

Karena ternyata, mereka itu hanya orang berduit, kaya, sombong. Dan selebihnya, bukan anak siapa-siapa, tapi hanya tengjen, atau tetangga jenderal?

Mentang-mentang itu sudah kuno. Ini negara hukum, jadi jangan melawan hukum. Tahu kan oknum jenderal yang diduga korup, di depan hukum juga sama. Nggak berkutik.  
Jadi nggak usah ngaku-ngaku deh, jadilah diri sendiri.

Nggak usah lapar pada kesombongan, lapar pada orang lain yang merasa bikin sakit hati, lalu kepingin menelan? Ah, terlalu! (massoes)

ADVERTISEMENT

Editor: Guruh Nara Persada
Contributor: -
Sumber: -
Berita Terkait

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT