ADVERTISEMENT

Redam Gejolak Harga Jelang Lebaran

Senin, 26 April 2021 06:00 WIB

Share
Pedagang cabai di Pasar Rangkasbit.ung (foto: yusuf permana)
Pedagang cabai di Pasar Rangkasbit.ung (foto: yusuf permana)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Penulis: Irdawati, Wartawan Poskota

HARI Raya Idul Fitri 2021, 1 Syawal 1442 Hijriah, tinggal dua pekan lagi. Sudah menjadi rutinitas tahunan, setiap hari raya keagamaan atau hari besar lainnya kebutuhan sembako melonjak signifikan.

Permintaan semua jenis bahan pangan meningkat tajam seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Situasi ini menjadi rawan bila tidak diantisipasi jauh hari sebelumnya.

Ada dua persoalan yang mengancam stabilitas pangan di saat situasional hari besar, yaitu pasokan tidak terjaga serta gejolak harga yang sulit terkendali. Dua masalah inilah yang juga mengancam stabilitas pangan menjelang hari raya Idul Fitri tahun ini bila tidak segera diantisipasi.

Gejolak kenaikan bahan pangan sudah terjadi sejak sebelum bulan Ramadan. Kenaikan harga yang paling ektrem adalah cabai. Harga cabai rawit dan cabai keriting bahkan bisa setara daging sapi, Rp130 ribu per kilogram. Sementara bahan pangan lainnya seperti terigu, daging sapi, ayam potong, telur ayam dan bahan lainnya juga bergerak naik. Sepele tampaknya, tapi bisa mempengaruhi laju inflasi.

Bahkan beberapa komoditi melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah. Gula pasir misalnya, HET yang ditetapkan Rp12.500 per kilogram tetapi di pasar harga mencapai Rp15.000. Data terakhir pada Minggu (25/4/2021) tercatat, hanya beberapa komoditas pangan yang turun tipis. Seperti cabai kini berkisar Rp50 ribu-Rp70 ribu perkilogram. Harga ini masih tinggi dan jauh dari harga normalnya Rp30 ribu/kg.

Komoditas pertanian dan beberapa bahan pangan memang termasuk bahan yang fluktuasi harganya sangat tajam. Itu sebabnya harga bahan pangan mudah dipermainkan oleh pelaku usaha, terutama tengkulak. Kelangkaan barang atau pun cuaca buruk kerap dijadikan kambing hitam. Meskipun sebenarnya barang tersedia, namun ditimbun di gudang. Kalau sudah begini, rakyatlah yang sengsara.

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi sebulan lalu mengatakan stok bahan pangan aman dan terjaga selama Ramadan hingga Lebaran. Begitupula harga, menunjukkan tren penurunan berdasarkan data dari sistem pemantauan pasar kebutuhan pokok (SP2KP) Kemendag. Tetapi fakta di lapangan, harga beberapa komoditas masih di atas harga normal.

Dalam situasi menghadapi hari raya, pemerintah sudah harus siaga meredam gejolak harga. Ada beberapa langkah yang harus digarisbawahi. Pertama pastikan stok terjaga, cegah kelangkaan barang dan antisipasi penimbunan oleh spekulan harga. Kedua, redam gejolak harga dengan melakukan intervensi pasar untuk komoditas tertentu. Ketiga, gelar operasi pasar. Terakhir tegakkan hukum bagi spekulan nakal penimbun barang, atau pelaku kecurangan lainnya. **

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT