ADVERTISEMENT

Kelompok Bank Sampah Majelis Taklim Koja, Beramal Lewat Limbah

Minggu, 25 April 2021 11:24 WIB

Share
Kellompok Bank Sampah Majelis Taklim Kecamatan Koja, Jakarta Utara. (foto: ist)
Kellompok Bank Sampah Majelis Taklim Kecamatan Koja, Jakarta Utara. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

KEBERADAAN sampah atau limbah di mana pun, tidak terkecuali di Jakarta kerap dianggap menjadi barang yang tidak bernilai dan kotor. Namun demikian, tidak halnya bagi sejumlah warga yang tergabung dalam kelompok Bank Sampah Majelis Taklim Kecamatan Koja, Jakarta Utara, satu ini.

Di bawah pimpinan Iing Solihin (55), atau akrab disapa Gus In, keberadaan sampah yang tidak bernilai tersebut, kini justru memiliki dua sisi yang bermanfaat yakni ada nilai ekonomi dan juga amal ibadah.

“Pada awalnya tepatnya Tahun 20216 saya yang merupakan guru ngaji tertantang Pak Wakil Camat, agar Majlis Taklim yang ada tidak sekedar mengaji. Namun juga membuat Bank Sampah, berdakwah lewat sampah sekaligus ikut peduli mengatasi masalah sampah di lingkungan,” ucapnya, belum lama ini.

Merasa tertantang, Gus In pun mulai mengajak jemaahnya yang juga sebagai nasabah pertamanya untuk memulai mengumpulkan sampah-sampah non-organik, khususnya seperti gelas-gelas plastik, botol-botol plastik bekas air minum dan lain sebagainya.

Kemudian, hasil sampah-sampah plastik yang dikumpulkan para jamaahnya tersebut pun dikonversikan dengan uang dengan cara dijualnya kembali kepada pabrik-pabrik plastik yang dapat menampungnya untuk didaur ulang.

“Pada awal-awal penjualannya sempat menjadi kendala, karena memang ya tidak banyak mengetahui lokasi untuk penjualannya kembali. Tapi lambat waktu, untuk penjualannya pun tidak ada kendala bahkan banyak pengusaha-pengusaha plastik yang datang sendiri untuk membelinya,” papar Gus In.

Seiring dengan nampaknya nilai-nilai ekonomi pada sampah yang ditabungkannya tersebut, Gus In pun ikut mengembangkan Bank Sampahnya dengan membuka berbagai program seperti menabung sampah untuk membangun masjid, tabungan untuk zakat fitrah, tabungan untuk kurban, tabungan untuk kredit motor, bahkan tabungan untuk umrah dan keliling Asia.

“Dengan program-program yang ada ini, Alhamdulillah Bank Sampah Majelis Taklim Kecamatan Koja menjadi satu-satunya Bank Sampah yang pertama kalinya di Indonesia. Bahkan berbagai penghargaan baik tingkat kota hingga nasional diperoleh,” pungkas pria asal Kuningan, Jawa Barat tersebut.

Tak hanya itu, sambung Gus In, sebagaimana tujuan awal tantangan Majelis Taklim untuk ikut mengentaskan permasalahan sampah di lingkungan, khususnya di wilayah Kecamatan Koja dengan cara dahwah pun dapat terwujudkan.

“Nilai plusnya pun, masyarakat yang sebelumnya merasa tidak dapat beramal dengan uang atau hartanya kini dapat melakukannya dengan cara mudah menabung sampah di Bank Sampah Majelis Taklim Kecamatan Koja,” tutupnya. (deny/yh)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT