ADVERTISEMENT

Setelah Kencani Bini Teman Dilempar ke Pinggir Sungai

Sabtu, 24 April 2021 07:30 WIB

Share
Ilustrasi Nah Ini Dia Setelah Kencani Bini Teman Dilempar ke Pinggir Sungai. (ucha)
Ilustrasi Nah Ini Dia Setelah Kencani Bini Teman Dilempar ke Pinggir Sungai. (ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

NASIB Ngadiman, 20, sungguh memelas. Gara-gara kepergok mengencani bini temannya, dia dianiaya Sukir, 20, pakai senjata tajam. Dalam kondisi luka di perut dan leher, Ngadiman dilempar di pinggir kali Plumbon, daerah Wonosari. Coba kala dilemper di tepinya kali Serayu (Banyumas) kan bisa jadi lagu kroncong!

Lazimnya seniman baik dalang, pesinden, penyanyi organ tunggal, MC,  bahkan pelawak; dalam musim pandemi Corona ini pada kehilangan job, tambah-tambah tiba bulan Ramadan, makin krisis isi kantong.

Tapi ada lho, seniman yang tetap eksis di masa Covid-19 ini. Siapa dia? Tak lain tak bukan seniman dalam arti: senang istri teman. Dalam kondisi begini, asal sononya mau, tetap jalan terus dalam urusan begituan!

Salah satu anak muda yang mendadak jadi seniman itu adalah Ngadiman, warga Ngaliyan, Semarang. Melihat krisis rumahtangga temannya gara-gara tekanan ekonomi di masa pandemi, justru dimanfaatkan.

Bak pahlawan dia memberi nasihat ini itu, tapi ujung-ujungnya mencari nikmat! Tentu saja suaminya, Sukir, mencak-mencak kayak wayang Cakil mau diadu.

Rumahtangga Sukir – Darsih, 29, memang sedang krisis keekonomian. Sebab sejak pandemi Corona ini, bisnisnya langsung macet. Untuk biaya hidup sehari-hari terpaksa mengandalkan subsidi dari orangtua dan mertua.

Lebih dari setaun terima BLT dari keluarga, apa nggak malu? Sepertinya Sukir biasa saja, tapi Darsih yang risih karena sudah berkeluarga kok masih nyusu sama orangtua.

Mereka pun sering cekcok, sampai-sampai Darsih suka curhat pada Ngadiman yang teman dekat Sukir. Di sinilah kesalahan Darsih, kenapa curhat saja kok sama Ngadiman, padahal di Jateng kan sedang ngetrend ungkapan: enakan curhat sama Ganjar ketimbang sama pacar. Maksudnya Ganjar Pranowo Gubernur Jateng itu lho.

Tapi Darsih memang minder, masak curhat soal ekonomi kok pada gubernurnya, ini kan bukan bagian dari pelayanan masyarakat.

Maka dia cukup curhat sama Ngadiman saja yang tanpa protokoler. Dan sejak itu Ngadiman jadi seniman, meski tak pernah pameran maupun bikin puisi di majalah sastra.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Guruh Nara Persada
Contributor: -
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT