Menjaga Gunung Liman Sudah Jadi Kesepakatan Adat Baduy Karena Jadi Sumber Air Terbesar, Perusak Hutan Harus Ditindak Tegas

Jumat 23 Apr 2021, 11:17 WIB
Petugas melakukan peninjauan ke lokasi gunung liman (ist)

Petugas melakukan peninjauan ke lokasi gunung liman (ist)

SERANG - Pendamping komunitas adat Baduy Uday Suhada mendorong agar Satgas Pertambangan Liar (Peti) Polda Banten menelusuri aktivitas penambangan liar di gunung Liman, Lebak, Banten.

Uday meminta penegak hukum dalam hal ini Satgas Peti melakukan tindakan tegas terhadap oknum yang melakukan perusakan gunung Liman.

"Lalu Pemda Banten dan Lebak juga harus segera melakukan langkah upaya menertibkan masyarakat di sekitart situ," katanya, Kamis (22/04/2021).

Menurut Uday, hal itu bisa dilakukan melalui pendekatan kepada tokoh masyarakat setempat. Jika memang persoalannya mereka butuh makan, memang iya.

"Tetapi dengan cara menggali potensi gunung Liman itu tidak dibenarkan. Untuk itu saya sebagai pendamping komunitas adat baduy mengutuk keras atas pembalakan liar hutan dan material di Gunung Liman itu," jelasnya.

Gunung Liman itu, lanjut Uday, memang bukan di kawasan adat langsung, tapi sudah menjadi kesepakatan adat Baduy dan masyarakat di sekitar Cirinten bahwa gunung itu harus dijaga bersama.

"Menurut kepercayaan baduy salah satu gunung yang jarus mereka jaga adalah gunung Liman," ucapnya.

Dijelaskan Uday, fungsi Gunung Liman ini sebagai sumber air terbesar bagi masyarakat Baduy, Lebak sampai Tangerang.

Jika dilakukan pembalakan penebangan pohon dan penggalian potensi lainnya, akan sangat berbahaya.

"Ada dampak potensi bencana alam banjir ketika hutan dan pohon yang ada di gunung Liman ditebang karena tidak mampu menyerap air," ungkapnya.

Selain itu, tambah Uday, tekstur tanah di gunung Liman itu bebatuan besar. Jika terus digali, maka potensi longsor sangat besar karena mudah terkikis.

Berita Terkait

News Update