SERANG, POSKOTA.CO.ID – Terkait perusakan hutan di Gunung Liman yang membuat Tetua Adat Ki Pulung Menangis, Polda Banten telah melakukan penyelidikan dan investigasi langsung ke lokasi tambang llegal tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Banten, Kombes Pol Joko Sumarno, Kamis (22/04/2021).
"Sudah kita lakukan penyelidikan serta langkah tegas terhadap beberapa penambang beberapa waktu lalu. Bahkan dua minggu lalu kami kembali menemui dan mengingatkan para tokoh serta masyarakat di sekitaran Gunung Liman agar tidak lagi melakukan perusakan," kata Joko Sumarno melalui telepon.
Terkait keberadaan gurandil, Joko menjelaskan mereka (gurandil, red) hanyalah pekerja yang hanya dipekerjakan oleh oknum-oknum yang menguasai lahan.
Oleh karena itu, pihaknya telah melakukan langkah persuasif terhadap masyarakat sekitar agar bersama-sama menjaga kelestarian gunung yang disebut-sebut sebagai daerah sakral yang tidak boleh sembarangan orang mengunjungi.
"Sudah kami ingatkan agar tidak lagi melakukan perusakan. Untuk lobang-lobang yang sudah ada, kita sudah minta untuk segera ditutup kembali," tandasnya.
Sebelumnya, Ki Pulung tetua adat suku Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, menangis saat melihat kondisi Gunung Liman,yang kini dirusak oleh para penambang emas ilegal alias gurandil.
Gunung Liman itu merupakan kawasan adat wewengkong Cibarani yang berbatasan langsung dengan wilayah adat Baduy Dalam.
Oleh masyarakat suku Baduy, gunung tersebut disebut-sebut sebagai daerah sakral yang tidak boleh sembarangan orang untuk mengunjungi kawasan gunung tersebut.
"Kami ini (Baduy,-red) dapat amanat dari para leluhur untuk menjaga Gunung Liman ini. Sekarang, gunung kalebur, Lebak di Rusak, duit karabah, " kata Ki Pulung dalam video yang di terima Pos Kota dari Kepala Desa Cibarani, Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak, Kamis (21/4/2021).(kontributor banten/rahmat haryono)