CIRACAS, POSKOTA.CO.ID - Larangan mudik Idul Fitri 1442 Hijriah yang diberlakukan pemerintah pada 22 April-24 Mei 2021, membuat para sopir bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, juga ikut kebingungan.
Mereka menilai langkah yang dilakukan membuatnya semakin sengsara dan lebaran kali ini sepi seperti tahun kemarin.
Asep, 41, sopir bus AKAP Primajasa yang biasa menunggu penumpang di Terminal Kampung Rambutan, mengaku kelabakan memikirkan nasib keluarganya.
Pasalnya, pekerjaan sebagai sopir merupakan profesi yang digelutinya demi perekonomian keluarga.
"Bingung mau cari duit dari mana lagi, kita bisanya cuma narik bus doang. Ini juga hutang di warung makan numpuk, kalau enggak narik hutang makin menumpuk," katanya, Kamis (22/4).
Menurut Asep, sejak pandemi Covid-19 melanda jumlah keberangkatan penumpang Terminal Kampung Rambutan anjlok sehingga memengaruhi pemasukan para sopir bus AKAP.
Sementara ia sendiri dibayar perhari dan uang yang didapat tak seberapa.
"Kalau kerja gajian setiap bulan mah masih enak, hitungannya buat kebutuhan keluarga masih aman. Ini kan saya beda," ujarnya.
Harapan mendapat lebihan banyak saat melayani penumpang mudik, kata Asep, akhirnya hilang.
Padahal harapan itu sudah terngiang di mudik kali ini, setelah pada tahun lalu juga tak ada lagi mudik.
"Sebelum mudik dilarang saja sudah sepi, gimana kalau mudik dilarang nanti. Pusing lah mikirinnya, padahal kita berharap mudik ini bisa panen dan pemasukan banyak, tapi enggak bisa juga," ungkapnya.