Masjid Jami Al Muttaqin di Kabupaten Tangerang Jadi Saksi Bisu Berkumpulnya Ulama dalam Merebut Kemerdekaan 

Selasa 20 Apr 2021, 06:30 WIB
Masjid Jami Al Muttaqin di Kampung Lengkong Ulama, Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. (ridsha) 

Masjid Jami Al Muttaqin di Kampung Lengkong Ulama, Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. (ridsha) 

TANGSEL, POSKOTA.CO.ID - Masjid Jami Al Muttaqin menjadi salah satu tempat di wilayah Kabupaten Tangerang yang memiliki nilai sejarah. 

Masjid yang terletak di Kampung Lengkong Ulama, Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan, itu konon dibangun sejak 1618 Masehi. Nama tokoh pendiri masjid tersebut juga sangat tersohor, yakni Raden Aria Wangsakara. 

Diketahui, Aria Wangsakara merupakan tokoh keturunan dari Raja Sumedang Larang, yaitu Sultan Syarif Abdulrohman.

"Dari cerita orang tua saya, Raden Aria Wangsakara yang membuka jalan ke sini dan membangun Masjid Jami Al Muttaqin tahun 1618 Masehi," ujar Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) H Ahmad Basri Johar ditemui Poskota, Senin (19/4/2021) sore.

Ahmad yang berusia 71 tahun mendapatkan kisah itu dari kedua orang tuanya.  Menurutnya, Aria Wangsakara pergi dari Sumedang, Jawa Barat ke Tangerang hingga kemudian menetap di Kampung Lengkong Ulama.

Di Kampung Lengkong Ulama, mulanya banyak para tentara VOC Belanda dan kemudian mereka terusir karena kegigihan Aria Wangsakara. "Butuh perjuangan berat dan gigih untuk Aria Wangsakara memperjuangkan tempat ini. Bahkan sampai ia membangun masjid ini untuk pertahanan dari Belanda," ungkapnya. 

Dalam masa itu, Ahmad menceritakan, Aria Wangsakara tidak ingin disebut Kyai. Padahal, pengikutnya kala itu berjumlah lebih dari 500 orang. 

Hingga akhirnya Aria Wangsakara dikabarkan gugur dalam medan pertempuran di Ciledug pada tahun 1720. Jenazahnya dimakamkan di Lengkong Kulon. 

"Jenazahnya dimakamkan di wilayah sini. Sekitar 50 meter dari Masjid Jami Al Muttaqin," sebutnya. 

Perjuangan melawan Belanda tidak berhenti di Aria Wangsakara. Ahmad menyebut, ada tokoh bernama KH Mustaqim bin Muhammad Husain.

"KH Mustaqim yang sempat menetap di sini di Masjid Al Muttaqin juga untuk memerangi Belanda. Namun beberapa tahun tokoh lagi datang ke sini sampai Mohammad Natsir," paparnya. 

Berita Terkait

Kreasi Berdikari

Sabtu 24 Apr 2021, 07:00 WIB
undefined
News Update