JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang menghubungkan Kelurahan Tanah Tinggi dan Kelurahan Kampung Rawa , Johar Baru Jakarta Pusat, selain kerap dijadikan akses tawuran juga sering disalahgunakan untuk menyimpan senjata tajam (Sajam).
Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kelurahan Kampung Rawa, Dwinanto mengatakan, kerap menemukan sejumlah sajam diselipkan dibagian bawah jembatan.
"Kalau habis tawuran kita sering nemuin sajam dibawah sini seperti diselipin," kata Dwinanto ketika ditemui poskota.co.id di lokasi JPO, Selasa, (20/4/2021) sore.
Anto biasa ia disapa, menyebutkan, padahal warga yang dibantu oleh petugas 3 pilar Kelurahan sudah sering melakukan patroli ataupun ronda keliling untuk mengantisipasi hal tersebut.
Namun hal itu nampaknya tidak begitu efektif menekan intensitas tawuran yang kerap melibatkan remaja di sekitar wilayah tersebut.
"Mereka kalau kita ronda itu pasti selalu sepi, ga ada yang nongkrong-nongkrong. Tapi sekalinya kita sudah selesai ronda baru mereka lancarin tawuran. Kesannya kita kaya ga boleh lengah sedikit," sebutnya.
Terkait penyimpanan sajam di bawah jembatan, ia menduga hal itu untuk mengelabui petugas kepolisian ketika memeriksa pelaku tawuran.
Pasalnya kata Anto, apabila petugas menemukan sajam tersebut , para pelaku ini dengan mudah mengelabui petugas karena berkilah bahwa tidak mengetahui perihal sajam tersebut.
"Jadinya sulit untuk membuktikannya, padahal kita sering liat itu barang tapi ga pernah tahu orang yang meletakan disitu," keluhnya.
Tak hanya disitu, pada tahun 2017 lalu warga juga sudah menutup akses jembatan dengan membangun tembok. Akan tetapi tak berselang lama, tembok itu dirubuhkan oleh sejumlah oknum warga tidak bertanggung jawab.
Sementara itu, Ketua RW 06 Husnan Hendriadi menjelaskan, sebenarnya sebelum adanya permintaan pembongkaran JPO, pihak warga juga sudah lebih dulu meminta pengadaan CCTV di area tersebut.
Hal itu ditujukan agar warga ataupun petugas lebih mudah memantau segala aktivitas di area JPO termasuk aksi tawuran.
"Kita sudah ajukan pada waktu Musrenbang. Tapi sampai saat ini belum terealisasi. Padahal perlu banget cctv di pasang di area area rawan disini," kata Husnan.
Adapun pemicu tawuran dikatakannya dikarenakan hal-hal sepele. Terlebih saat ini sudah berkembang sosial media yang dimana bisa terjadi provokasi disana dan berujung tawuran di lokasi tersebut.
Husnan menambahkan, pelaku tawuran tak jarang juga merupakan warga dari luar Kampung Rawa ataupun Tanah Tinggi. Karena ketika berhasil diamankan dan diperiksa terbukti mereka ada yang bukan warga asli daerah tersebut.
"Terakhir pernah ada ketangkep berupa barang bukti sajam digeledah ada aja yang dari luar wilayah kita," ungkapnya.
Karena alasan-alasan tersebut lah yang menjadi alasan warga agar pemerintah segera mungkin membongkar JPO tersebut.
Kembali dikatakan Anto, ia pun sadar apabila JPO itu dibongkar tawuran tidak begitu saja hilang, akan tetapi menurutnya paling tidak bisa menghilangkan akses mereka untuk melancarkan kegiatan merugikan itu.
"Ya mudah mudahan bisa cepat terealisasi, kita sadar tidak akan menghilangkan (tawuran) tapi setidaknya mengurangi lah biar kita aktivitas enak dan kita juga tetep lanjutkan pengamanan dengan 3 pilar," imbuhnya. (cr05)