Siapa Sangka Masjid Megah Bernuansa Tionghoa di Kolong Tol,  Dulunya Lahan Tempat Pembuangan Sampah

Senin 19 Apr 2021, 22:06 WIB
Masjid Babah Alun yang berdiri megah di kolong Tol Ir. Wiyoto Wiyono, tepatnya di Gang 21, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Yono)

Masjid Babah Alun yang berdiri megah di kolong Tol Ir. Wiyoto Wiyono, tepatnya di Gang 21, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Yono)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -  Masjid Babah Alun yang bergaya oriental berdiri megah di kolong Tol Ir. Wiyoto Wiyono, tepatnya di Gang 21, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Siapa sangka, sebelum berdirinya masjid dengan arsitektur khas negeri tirai bambu tersebut, dulunya lahan seluas 1.500 meter persegi itu dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga sekitar,

Melihat hal itu, Muhammad Jusuf Hamka alias Babah Alun, seorang mualaf keturunan Tionghoa yang tercatat sebagai Komisioner Independen PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) perusahaan yang membangun sejumlah jalan tol di Indonesia, berniat untuk memberdayakan lahan tersebut agar lebih bermanfaat.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Babah Alun, Suryono mengatakan, sebelum dibangun jalan layang tol, lahan tersebut merupakan tempat permukiman warga.

"Sebelumnya sih lahan masyarakat karena dibebaskan untuk Tol dijadikan pembuangan sampah oleh masyarakat di sini buang sampah yang gak karuan berantakan," kata Suryono saat ditemui di lokasi, Senin (19/4/2021).

Melihat kolong tol berantakan dipenuhi hamparan sampah, Babah Alun pun kata Suryono, merasa terpanggil hatinya untuk membangun masjid agar lokasi tersebut bersih dari limbah rumah tangga.

"Jadi babah alun ini terpanggil hatinya membuat masjid di kelurahan Papanggo, dibuatlah masjid bernuansa Tionghoa," ujarnya.

Namun demikian, Suryono tidak mengetahui pasti mengapa masjid yang didirikan Babah Alun bernuansa Tionghoa.

Sedangkan, pada Ramadhan tahun ini Masjid Babah Alun tetap menggelar buka puasa bersama dan salat tarawih dengan protokol kesehatan Covid-19.

Sesuai anjuran pemerintah, setiap kegiatan ibadah yang di gelar dengan membatasi hanya 50 persen dari kapasitas.

"Kegiatan di masjid babah alun, sebagaimana biasanya diadakan salat magrib berjamaah dilanjutkan salat tarawih berjamaah, setelah dilakukan salat tarawih berjamaah ya tadarusan dengan protokol kesehatan, dan wajib pakai masker" jelasnya.

Berita Terkait
News Update