MUDIK lebaran tahun ini diprediksi akan lebih tersebar. Seperti pernah diulas melalui kanal ini, akibat adanya larangan mudik, sebagian warga masyarakat akan memilih mudik jauh sebelum larangan berlaku pada 6 Mei 2021. Sebagian lainnya dilakukan pascalebaran, setelah 17 Mei 2021.
Kecenderungan ini dipilih karena pemudik ingin lebih merasa aman dan nyaman selama perjalanan. Selain karena ingin terhindar dari kemacetan lalu lintas sehingga lebih leluasa mengatur ritme perjalanan, juga tidak akan terkena razia larangan mudik.
Mudik tersebar, tidak menumpuk pada H-7 Lebaran, sejatinya acap diimbau pemerintah dan jajarannya kepada calon pemudik rutin setiap tahun.
Tujuannya tentu demi keselamatan bersama, tidak terjebak kemacetan, perjalanan lebih cepat sampai, tidak lelah di jalan akibat kemacetan, tidak juga pemborosan karena lama perjalanan menjadi dua kali lipat dengan jarak tempuh yang sama.
Itu pada situasi normal, tetapi tetap saja arus mudik lebaran terjadi mulai H-7.
Nah, sekarang di saat pandemi imbauan mudik lebih awal tak ada lagi, yang ada adalah larangan mudik.
Nah, merespons larangan mudik lebaran, masyarakat pemudik akan memilih mudik lebih awal. Pilihan ini tidak salah karena tidak melanggar larangan, tidak pula menimbulkan penumpukan arus mudik.
Hanya saja seberapa banyak yang melakukan mudik lebih awal? Jawabnya masih sulit diprediksi.
Yang pasti pengaturan arus mudik untuk menegakkan keputusan larangan mudik lebaran, tetap dijalankan. Sedikitnya 333 pos penyekat larangan mudik sudah dipersipakan di perbatasan antar kota/ kabupaten.
Di wilayah Jabodetabek disiapkan 14 titik penyekatan dan 17 posko pengamanan yang tersebar di berbagai tempat, utamanya titik keluar wilayah Jabodetabek. Termasuk yang disebut jalan tikus.
Mengapa jalaur tikus menjadi perhatian? Jawabnya para pemudik umumnya menggunakan jalan tikus untuk menghindari razia larangan mudik.
Jalan tikus biasa pula disebut sebagai jalan tembus yang melewati jalan lingkungan, perkampungan guna menghindari persimpangan di jalur utama yang macet.
Karena itu, jalan tikus ini biasanya dimanfaatkan pengguna jalan untuk menghindari kemecatan di jalan utama.
Kita dapat menduga di tiap kabupaten/kota, terdapat jalan tikus yang biasa dimanfaatkan oleh warga masyarakat setempat dalam beraktivitas. Boleh jadi, dalam konteks lebaran akan digunakan oleh para pemudik.
Tetapi ingat, jalan-jalan tikus sudah disekat petugas. Maknanya tak ada yang bisa lolos menggunakan jalan tikus. (jokles)