ADVERTISEMENT

Cegah Perang Sarung, Polisi akan Rutin Lakukan Operasi SOTR di Rangkasbitung

Senin, 19 April 2021 21:14 WIB

Share
Apel operasi pekat Polres Lebak. (foto: ist)
Apel operasi pekat Polres Lebak. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

LEBAK,  POSKOTA.CO.ID - Viralnya aksi perang sarung yang dilakukan oleh para remaja bahkan bocah cilik alias bocil yang masih di bawah umur membuat pihak kepolisian sektor (Polsek) Rangkasbitung bereaksi.  Mereka langsung melakukan razia mencegah perang sarung yang telah meresahkan masyarakat itu.

Bahkan pada Sabtu (17/4/2021) kemarin, Polsek Rangkasbitung berhasil membubarkan perang sarung yang dilakukan oleh para remaja dan bocil yang masih di bawah umur di Jembatan 2, Rangkasbitung. Dan berhasil mengamankan empat remaja di antaranya. 

Kanit Reskrim Polsek Rangkasbitung, Ipda Alfian Hazali mengatakan, pihaknya kini tengah meningkatkan pengawasan terhadap beberapa titik yang menjadi titik rawan perang sarung atau tawuran selama Ramadan. 

"Kami tingkatkan pengawasan, bahkan kemarin kami sudah melakukan operasi gabungan dengan Polres Lebak dalam upaya pencegahan aksi perang sarung itu," kata Alfi ketika dihubungi  poskota.co.id melalui telepon selulernya, Senin (19/4/2021).

Ipda Alfi mengaku, peningkatan dan operasi Sahur On The Road (SOTR)  itu rutin dilakukan untuk mencegah aksi perang sarung. Pasalnya, aksi tersebut telah meresahkan masyarakat dan membahayakan para bocil yang terlibat dalam perang sarung itu.

"Perang sarung ini kan berbahaya, karena para bocil itu mengikat batu, dan benda tumpul lainnya pada ujung sarung yang nantinya akan dipukulkan ke lawannya," kata Alfi.

Ia mengungkapkan, modus dari perang sarung itu sendiri dilakukan para bocil dengan saling mengejek satu sama lainnya yang berujung emosi dan saling pukul menggunakan sarung.

Adapun titik-titk yang rawan menjadi lokasi perang sarung itu adalah Jembatan 2 Rangkasbitung, Jalan Bypass Soekarno-Hatta, Kecamatan Cibadak, Cijoro Lebak, Kecamaran Rangkasbitung,  dan Kampung Aweh, Kecamatan  Kalanganyar.

"Awalnya mereka saling ejek dengan kampung lainnya, dan berujung perang sarung. Jadi spontan, tidak janjian di media sosial dulu, " ungkapnya. 

Alfi mengimbau kepada para orang tua untuk meningkatkan  pengawasannya terhadap anak-anaknya, agar jangan sampai terlibat dalam perang sarung yang dapat meresahkan  masyarakat  ini. 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT