TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala menilai peristiwa Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang menimpa seorang ibu lantaran meminta dibelikan kacang kepada suaminya sebagai asupan untuk Air Susu Ibu (ASI) dipicu faktor ekonomi.
"Kemungkinan besar (dipicu faktor ekonomi). Bisa juga karena faktor konsumsi alkohol atau obat," ujar Adrianus kepada poskota.co.id, Minggu (18/4/2021).
Adrianus mengatakan, hal tersebut membuat suami kerap kali emosi dalam menyikapi segala permasalahan dalam keluarga.
Ia menilai KDRT merupakan ketidakmampuan suami dalam melihat istri sebagai pasangan hidupnya, bahkan dengan melakukan KDRT, memandang istri sebagai bahan pelampiasan kekesalan.
"Ketidakmampuan pria melihat istrinya sebagai pasangan hidup. Yang dia lihat adalah istri sebagai orang lemah yang tidak mampu melawan. Persis sansak tinju," katanya.
Saat ditanya apakah perlu dilakukan pelaporan kepada polisi agar membuat efek jera terhadap prilaku suami yang sering melakukan KDRT, dirinya menyuruh menayakan hal tersebut kepada korban, yakni sang istri.
"Tanya Isterinya. Kalau orang luar (orang lain) bilang perlu. Kalau istri, belum tentu karena akan kehilangan pencari nafkah," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Seorang wanita berinisial AM menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya sendiri.
Kejadian bermula saat dirinya baru pulih dari sakit tifus yang dialaminya, sehingga mengharuskan dirinya untuk pumping (memompa) Air Susu Ibu (ASI) untuk anaknya yang masih berusia sebulan.
Dirinya mengaku meminta suaminya membelikannya asupan berupa kacang-kacangan kepada suaminya agar ASI yang dipuping dapat keluar banyak. (toga)