Bencana banjir bandang, gempa bumi, hujan petir angin ribut, pandemi Corona dan berbagai musibah hadir di tengah-tengah bulan suci Ramadhan. Dan tentu saja riuh rendahnya para politikus yang saling berdebat masih menghiasi halaman berita.
Tapi suasana khas bulan puasa tentu saja masih menjadi laporan yang menarik untuk disimak. Munculnya para pedagang makanan untuk buka puasa di berbagai wilayah nggak pernah surut walau dalam keadaan apapun juga.
”Ya, memang dagangan nggak kayak sebelum corona sekarang ini bisa turun sampai 40 persen!” kata pedagang tajil.
Semantara pedagang Kaki 5, yang biasa mengais rezeki di bulan Ramadhan juga nampak memenuhi berbabagai tempat di pinggiran pasar.
Terutama di trotoar. Oleh sebab itu, kayaknya mereka nggak bisa tenang berdagang karena harus berurusan dengan Satpol PP. Memang nggak boleh sih, berdagang di trotoar karena mengganggu pengguna jalan.
Pengemis dan gelandangan, gepeng pada saat seperti ini mereka juga mulai beraksi, meminta belas kasihan. Tapi jangan coba-coba mereka bisa seenaknya mengemis di ibukota, karena juga akan berurusan dengan petugas.
PPKM Mikro Jelang Lebaran
Pokoknya ibukota itu harus bersih dari para gelandangan dan pengemis yang akan menggangu ketertiban. Bulan ini memang bulan penuh berkah, tapi tidak untuk peminta-minta. Itu nggak terpuji.
Bagi yang ingin bersedekah juga pada salurannya, agar sampai pada yang membutuhkan, yakni mereka yang saat ini sedang menderita karena berbagai musibah. Bukan buat ereka yang ujug-ujug menadahkan tangannya. (massoes)