Melanjutkan Bisnis Warisan Orang Tua, Saka Rimara Hadirkan Minuman Jamu dengan Konsep Kekinian

Jumat 16 Apr 2021, 19:51 WIB
Saka Rimara (35) Pemilik Kedai Jamu Warisan Orang Tua. (cr01)

Saka Rimara (35) Pemilik Kedai Jamu Warisan Orang Tua. (cr01)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Jamu adalah minuman herbal asli Indonesia yang sudah turun temurun dan dikonsumsi oleh masyarakat.

Selain menyegarkan, racikan bahan-bahan alami yang terdapat dalam jamu ternyata mampu menjadikannya sebagai pilihan alternatif dalam penyembuhan penyakit, menjaga kebugaran tubuh, hingga salah satu cara menjaga awet muda.

Meski saat ini sudah banyak yang meninggalkan minum jamu karena dinilai tidak praktis.

Namun karena khasiatnya, jamu menjadi minuman herbal yang tetap diburu oleh masyatakat.

Hal itulah yang menjadi peluang bisnis minuman herbal ini begitu menjanjikan.

Salah satu tempat minum jamu kekinian yang bisa dinikmati yakni di kedai Warisan Orang Tua yang berada di Pasar Kita Pamulang Blok K8 No.5 Pintu Selatan 1, Jalan Pajajaran No.1 Pamulang, Tangerang Selatan.

Pemilik kedai Warisan Orang Tua, Saka Rimara (35) mengatakan ide tersebut saat dirinya suka minum jamu semenjak pandemi Covid-19 melanda.

Kemudian ia kepikiran untuk membuka usaha minuman dengan konsep yang berbeda yakni dengan berbahan dasar herbal.

"Akhirnya kenapa gak saya buat jamu tapi gimana caranya rasanya tidak terlalu jamu," ujarnya saat ditemui, Jumat (16/4/2021).

Saka mengatakan untuk membuka kedai jamu, tidak terlalu mengeluarkan modal yang cukup besar, hanya saja pada saat ia sedikit kesulitan untuk mendapatkan bahan dasarnya tersebut.

Sebab, kata Saka, saat ini belum terlalu banyak distributor-distributor penjualan bahan dasar herbal untuk membuat jamu.

Apalagi, konsep yang ia buat yakni bahan herbal namun yang sudah menjadi bubuk.

"Saya coba cari di online akhirnya saya dapet di daerah, akhirnya saya beli yaudah sampe sekarang," ucapnya.

Saka sendiri mendapatkan bahan baku herbal jamu berbentuk bubuk itu dari toko yang berada di Jogja dan Solo, kemudian ia beli secara online.

Ada berbagai macam produk minuman jamu yang ditawarkan di kedai miliknya, diantaranya ada beras kencur, kunyit asem, empon-empon, wedang uwuh dan teh serah merah.

"Semuanya itu pergelas harganya Rp 15 ribu," jelas Saka.

Terbukti, semenjak dibukanya kedai jamu, respon masyarakat cukup baik.

Bahkan ada pelanggan yang tidak pernah minum jamu, namun semenjak munum jamu di kedai miliknya, orang tersebut ketagihan.

Saat ini, kata Saka, yang masih menjadi kendala dari penjualan jamu di kedai miliknya itu lantaran masyarakat khususnya anak muda tidak terlalu suka dengan rasa jamu yang dominan pahit.

"Jamu itu masih belum terlalu dikenal oleh anak muda jaman sekarang, ya palingan susahnya itu doang si bagaimana caranya saya memperkenalkan saya punya jamu tapi yang bisa diminati banyak anak muda," ungkapnya.

Sejauh ini, masih Saka, prospek dari penjualan jamu cukup baik. Maka dari itu ia tidak mau bertahan dalam menu yang itu-itu saja.

Kemungkinan ia akan beresksperimen dengan mencoba menu-menu baru namun dengan tetal berbahan dasar herbal.

"Misalnya kaya ada entah itu saya campur dengan selasih, serut kayu, ada topingnya gitu cuma tetap topingnya itu herbal," tandasnya. (cr01)

Berita Terkait
News Update