Jalan Tol Benjol dan Berlubang

Selasa 13 Apr 2021, 06:00 WIB
Ruas Jalan tol Jakarta Cikampek di KM 37 yang akan diperbaiki pihak Jasa PT Jasa Marga (Persero). (Ist)

Ruas Jalan tol Jakarta Cikampek di KM 37 yang akan diperbaiki pihak Jasa PT Jasa Marga (Persero). (Ist)

BELUM  lama ini, sebuah video yang memperlihatkan puluhan mobil di Tol Jakarta Cikampek KM 39, mengalami pecah ban dan pelek, beredar di media sosial. 

Pembuat video tersebut sepertinya sengaja mengupload hasil rekamannya lantaran kesal terhadap kondisi jalan yang “berantakan”. 

Bagi yang biasa menggunakan jalur tol Cikampek mulai dari lepas tol kota sampai Cikarang mungkin sudah terbiasa merasakan jalan berlubang dan nggak rata. Kondisi ini kembali terasa saat menjelang Cikampek, dan memasuki tol Cipularang. Kondisi ini sudah terasa berbulan bulan dan sejauh ini belum ada upaya perbaikan yang signifikan.

Memang ada upaya perbaikan, tetapi sistemnya tambal sulam. Sistem seperti ini tidak membuat jalan menjadi mulus, melainkan kebalikannya menjadi tidak rata sehingga para pengendara pun tidak nyaman.

Perlu diketahui bahwa kondisi jalan tol Cikampek ini hanya salah satu dari sekian jalan tol yang kondisinya tidak rata, tidak mulus, tidak nyaman dilalui. 

Anehnya, meski tarif jalan tol sudah beberapa kali naik atau disesuaikan, tetapi tidak sejalan dengan perbaikan pelayanan. Idealnya kenaikan tarif tol harus identik dengan perbaikan pelayanan termasuk perbaikan jalan tol.

Keanehan kedua adalah tak adanya protes dari masyarakat. Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya, dimana masyarakat pengguna tol langsung bereaksi kalau pemerintah dalam hal ini Jasa Marga mengumumkan kenaikan tarif tol. 

Tak kecuali Dewan Perwakilan Rakyat pun langsung teriak jika tarif tol dinaikkan. Paling tidak bicara soal pelayanan di mana kenaikan tarif harus sejalan dengan perbaikan pelayanan.

Tuntutan atau protes seperti itu sudah jarang bahkan nyaris tidak ada lagi. Masyarakat menerima saja jika ada kenaikan tarif tol dan masyarakat pun tidak masif menuntut perbaikan. Ironisnya, media pun tidak lagi bergairah melakukan gugatan melalui pena tajamnya.  

Sebagai warga dan masyarakat, meski hanya sesekali melewati jalan tol, seharusnya tetap kritis. Kita harus merangsang masyarakat untuk terus mengkritisi jalur jalur tol yang kondisinya memprihantinkan.

Menurut Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno yang dilansir dari sebuah media, truk dengan muatan berlebih atau yang biasa disebut over dimension over loading (ODOL), menjadi penyebab banyaknya lubang di jalan tol. 

Berita Terkait

Reshuffle Kabinet

Jumat 16 Apr 2021, 06:00 WIB
undefined

Geng Motor Menjamur

Sabtu 17 Apr 2021, 06:00 WIB
undefined

News Update